GridStar.ID-Sudah lebih dari 3 bulan Indonesia masih berjuang melawan virus corona.
Segala daya dan upaya telah dilakukan oleh Pemerintah dan sebagian besar masyarakat dalam melawan virus mematikan ini.
Namun memang, hasilnya belum semaksimal yang diharapkan.
Dikutip dari Tribunnews.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluapkan kejengkelannya kepada para menteri dan anggota kabinet dalam menangani virus corona atau Covid-19 di Tanah Air.
Jokowi meluapkan kejengkelannya itu saat rapat di sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta pada Kamis (18/06) lalu dan dirilis dalam video yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/06).
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyampaikan alasan di balik Presiden Jokowi mengkritik keras para menterinya atas penanganan Covid-19.
Menurutnya, peringatan yang disampaikan Jokowi itu supaya para menteri tidak bekerja seperti dalam kondisi normal.
Bahkan, Moeldoko mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi sudah sering mengingatkan menterinya dalam berbagai kesempatan.
"Presiden pandang perlu adanya semangat bersama untuk mengatasi Covid," kata Moeldoko.
"Karena presiden khawatir para pembantunya ada yang merasa saat ini situasi normal."
"Untuk itu diingatkan, ini peringatan beberapa kali yang disampaikan presiden," terang Moeldoko.
Moeldoko menyebut, kejengkelan Jokowi dalam sidang kabinet adalah peringatan agar para menteri bekerja secara luar biasa.
"Peringatan ya adalah ini situasi krisis yang perlu mendapatkan penanganan yang extraordinary," jelasnya.
Ia menambahkan, Jokowi masih menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu, Jokowi memberikan peringatan lebih keras kepada para menterinya.
"Presiden beberapa kali katakan ini dan masih ada bebebrapa di lapangan yang tidak sesuai dengan harapan beliau," ujar Moeldoko.
"Maka penekanan saat ini jauh lebih keras dari sebelumnya," imbuhnya.
Di sisi lain, dikutip dari Tribunnews.com, Rocky Gerung menilai kemarahan Presiden Joko Widodo saat sidang kabinet paripurna bak drama Korea.
Rocky Gerung menganggap kemarahan Jokowi kepada para menterinya tidak serius.
Tak hanya itu, Rocky Gerung bahkan telah memprediksi episode lanjutan dari kemarahan Jokowi.
Ia menilai kemarahan Jokowi tak serius karena adanya perhitungan jeda waktu.
"Soal serius saya kira gak serius, karena itu berita dari minggu lalu tiba-tiba di-upload sekarang.
Banyak variabel yang dihitung, pertimbangan politik, upaya nutupin isu udah dihitung.
Jadi kita anggap saja ini drama korea, drakor istana," kata Rocky Gerung, seperti dikutip dari akun Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (30/06).
Menurutnya, video yang memperlihatkan Presiden Jokowi marah justru memunculkan banyak orang berspekulasi.
"Semua sekarang gitu kan menonton marah-marah. Banyak spekulasi yang terjadi pasti tukar tambah lah," jelas Rocky Gerung.
Ia juga menilai awalnya video tersebut tidak akan di-upload.
Namun, karena ada momentum video tersebut kemudian dipublikasi.
"Tidak dimaksudkan untuk dipublikasi, tapi ada momentum, analis dan konsultan bilang udah guyur aja," ujar Rocky.
Menurut Rocky Gerung mestinya setelah 10 hari yang dipertanyakan adalah perubahan dari menteri yang ditegur saat Jokowi marah.
"Mestinya dituntut konsekuensinya ada setelah 10 hari yang mesti dipamerkan adalah reshuffle supaya orang tahu dalam pikiran saya kalau reshufflenya hari ini baru video itu dibuka jadi orang anggap oh itu alasannya.
Kalau sekarang orang yang berpotensi direshuffle udah pasang kuda-kuda duku,
jadi tukar tambah selesai baru videonya dikeluarin," kata Rocky Gerung.
Selain itu, Rocky Gerung menyebut akan ada kelanjutan dari kemarahan Jokowi.
"Bukan saja menarik tapi diperlukan supaya ada episode baru di drama Korea, ini kan udah kelamaan dramanya kan, ceritanya makin absurd jadi drama baru bagus juga sih," kata Rocky.
Ramai diperbincangkan ideo Presiden Joko Widodo mengisi pidato pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/06).
Dalam video tersebut, Presiden Joko Widodo tampak jengkel lantaran banyak menterinya yang masih mengganggap situasi pandemi ini situasi biasa-biasa saja.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi dengan nada tinggi.
"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Jokowi.
Jokowi pun memberikan ancaman akan reshuffle bagi menteri yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Jokowi. (*)