GridStar.ID - Arya Fernandes menilai, Presiden Jokowi sengaja memancing spekulasi perombakan kabinet pada Sidang Kabinet Paripurna (18/06) lalu.
namun menurut Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) tersebut tindakan ini tak elok dilakukan, di tengah pandemi Covid-19.
"Pemerintah atau Istana seperti ingin membuat spekulasi tentang reshuffle, dan ini menurut saya tentu kurang elok," kata Arya melansir Kompas.com, Senin (29/06).
Arya menilai, spekulasi reshuffle menyebabkan kinerja para menteri tidak fokus.
Sebab, dengan adanya spekulasi tersebut, perhatian para menteri justru tertuju pada upaya mengamankan posisinya masing-masing.
Para menteri kemungkinan mencari posisi aman melalui partai.
Dengan begitu, partai akan melakukan berbagai manuver untuk mencegah kadernya terkena reshuffle.
"Saya melihat spekulasi soal reshuffle ini dalam situasi krisis seperti ini justru menurut saya akan riskan sekali," ujar Arya.
"Akan mempengaruhi proses penanganan Covid-19, karena menteri-menteri tentu dia merasa enggak enak, secara psikologi dia tertekan, apalagi kan beberapa kementerian disebut oleh Presiden," tuturnya.