Follow Us

Uji Coba Tahap Ketiga Vaksin Covid-19 AstraZeneca pada 5.000 Pasien Segera Dilakukan, Ilmuwan Harapkan Ini Terjadi

Tiur Kartikawati Renata Sari - Sabtu, 21 November 2020 | 19:45
Uji Coba Tahap Ketiga Vaksin Covid-19 AstraZeneca pada 5.000 Pasien Segera Dilakukan, Ilmuwan Harapkan Hasilnya Efektif
iStock

Uji Coba Tahap Ketiga Vaksin Covid-19 AstraZeneca pada 5.000 Pasien Segera Dilakukan, Ilmuwan Harapkan Hasilnya Efektif

GridStar.ID - Hingga saat ini, vaksin covid-19 masih dalam tahap pengembangan.

Termasuk, perusahaan vaksin covid-19 AstraZeneca akan mengadakan uji coba ketiganya.

Sudah ada 5 ribu relawan yang akan menjajal hasil dari cocktail antibodi ini.

Baca Juga: Klaim 90 persen Berhasil, Vaksin Covid-19 Moderna Versus Pfizer, Mana yang Paling Efektif?

Para ilmuwan pun berharap bahwa obat ini dapat melindungi orang-orang dari Covid-19 dan bisa digunakan segera di ruang perawatan saat wabah terjadi.

Saat ini, obat yang dibuat oleh AstraZeneca tersebut menuju uji coba fase tiga skala besar di Inggris.

Melansir The Guardian, Sabtu (21/11/2020), seorang relawan dari Inggris akan diberikan dosis pertama obat ini.

Baca Juga: Kabar Baik di Tengah Pandemi Covid-19, Vaksin Virus Covid-19 dari Pfizer Disebut Paling Menjanjikan Hempas Wabah Corona

Suntikan pada otot lengan disebut dapat memberikan efek secara langsung dan bertahan selama enam bulan hingga satu tahun.

Apabila berfungsi sebaik prediksi para ilmuwan, obat ini dapat digunakan untuk melindungi mereka yang tidak bisa diberikan vaksin karena kondisi kesehatan tertentu.

Uji coba tahap 3

Uji coba tahap 3 yang diluncurkan akhir minggu ini akan merekrut 5.000 pasien secara global untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya.

Baca Juga: Pemerintah Brazil Putuskan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Dihentikan, Ada Apa?

Akan ada 9 tempat di Inggris dengan 1.000 pasien di mana setengahnya akan diberikan obat uji coba ini dan setengah lainnya menjadi golongan plasebo.

Uji coba di Inggris akan mengetes apakah obat dapat melindungi orang-orang yang tidak mengalami infeksi Covid-19.

Kemudian, uji coba selanjutnya akan melihat apakah obat dapat menjadi cara penanganan wabah di rumah perawatan sebelum orang-orang tahu mereka terinfeksi.

Baca Juga: Agar Terbebas dari Pandemi, Benarkah Indonesia Butuh 340 Juta Dosis Vaksin Covid-19?

Selain itu, obat ini juga nantinya akan dites sebagai pengobatan pada pasien Covid-19 tahap awal.

Kepala Satgas Vaksin Inggris Kate Bingham mengatakan, obat ini menjadi portfolio mereka untuk melindungi seluruh masyarakat.

Sebab efektivitas vaksin baru akan bekerja setelah enam minggu dan obat ini dapat melindungi orang dengan lebih cepat.

Baca Juga: Kabar Baik, 11 Vaksin Ini Sudah Capai Fase Uji Coba Ketiga, Mana Saja yang Siap Diproduksi Massal?

"Vaksin bekerja pada orang-orang yang memiliki sistem imun fungsional dan jika Anda mengalami imunosupresi dan menjalani transplantasi sumsum tulang atau perawatan yang benar-benar mengurangi kemampuan untuk meningkatkan respons imun, maka ini adalah satu-satunya cara untuk menyediakan imunitas pasif jangka pendek saat ini," jelas Bingham.

Namun demikian, pembuatan obat ini biayanya pun cukup tinggi.

Dua perusahaan, yaitu Regeneron dan Eli Lilly, yang memproduksi cocktail antibodi untuk merawat orang di rumah sakit memasang harga 600 dollar AS (Rp 8,5 juta) hingga 1.000 dollar (Rp 14 juta) per dosisnya.

Baca Juga: Klaim Efektivitasnya Sudah 90 Persen, Kandidat Vaksin Covid-19 Pfizer Inc Benarkah yang Paling Bagus?

Adapun jumlah orang yang akan diberikan cocktail antibodi dibandingkan vaksin pun terbilang kecil.

Sesuai jadwal

Wakil Ketua Ekekutif R&D Biofarmasi di AstraZeneca, Sir Mene Pangalos mengatakan bahwa perkembangan obat sejauh ini masih sesuai dengan jadwal awal.

Yaitu saat ini masih menunggu data hingga sebelum akhir tahun atau Natal.

Baca Juga: 11 Kandidat Vaksin Virus Corona dari Seluruh Dunia Sudah Masuk Fase 3, Akankah Vaksin Tersedia dalam Waktu Dekat?

"Saya pikir, sekarang kami masih berharap dapat memberikan dosis obat apabila menunjukkan keamanan dan efektif," jelasnya.

Pangalos menyebut bahwa obat antibodi hampir seperti vaksinasi pasif, "Sekarang, obat ini jelas menjadi sangat penting. Sebab, nantinya akan ada jumlah yang signifikan untuk orang-orang di dunia yang tidak menggunakan atau bahkan tidak merespons vaksin saat nantinya terbukti efektif," tambahnya.

Menurut Pangalos, dengan kondisi ini, memiliki antibodi monoklonal sebagai potensi terapi adalah hal yang penting.

Antibodi monoklonal sendiri diproduksi di laboratorium dan dapat memperbaiki respons sistem imun terhadap virus yang masuk. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5.000 Pasien Akan Jalani Uji Coba Tahap 3 Antibodi Corona AstraZeneca"

Source : Kompas

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Baca Lainnya

Latest