Dua perusahaan, yaitu Regeneron dan Eli Lilly, yang memproduksi cocktail antibodi untuk merawat orang di rumah sakit memasang harga 600 dollar AS (Rp 8,5 juta) hingga 1.000 dollar (Rp 14 juta) per dosisnya.
Adapun jumlah orang yang akan diberikan cocktail antibodi dibandingkan vaksin pun terbilang kecil.
Sesuai jadwal
Wakil Ketua Ekekutif R&D Biofarmasi di AstraZeneca, Sir Mene Pangalos mengatakan bahwa perkembangan obat sejauh ini masih sesuai dengan jadwal awal.
Yaitu saat ini masih menunggu data hingga sebelum akhir tahun atau Natal.
"Saya pikir, sekarang kami masih berharap dapat memberikan dosis obat apabila menunjukkan keamanan dan efektif," jelasnya.
Pangalos menyebut bahwa obat antibodi hampir seperti vaksinasi pasif, "Sekarang, obat ini jelas menjadi sangat penting. Sebab, nantinya akan ada jumlah yang signifikan untuk orang-orang di dunia yang tidak menggunakan atau bahkan tidak merespons vaksin saat nantinya terbukti efektif," tambahnya.
Menurut Pangalos, dengan kondisi ini, memiliki antibodi monoklonal sebagai potensi terapi adalah hal yang penting.
Antibodi monoklonal sendiri diproduksi di laboratorium dan dapat memperbaiki respons sistem imun terhadap virus yang masuk. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5.000 Pasien Akan Jalani Uji Coba Tahap 3 Antibodi Corona AstraZeneca"