Follow Us

Bukan Tanpa Sebab, Ini yang Jadi Alasan Penggunaan Masker Scuba dan Buff Dilarang di KRL, Ada yang Lebih Bahaya daripada Tak Pakai Sama Sekali Menurut Penelitian

Hinggar - Rabu, 16 September 2020 | 13:30
Ilustrasi penggunaan masker di KRL
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ilustrasi penggunaan masker di KRL

GridStar.ID - Kita diminta untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Hal ini dilakukan agar kita terhindar dari penularan virus corona yang saat ini masih menjadi masalah.

Namun kita tak bisa menggunakan sembarang masker, bahkan PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) menyampaikan ada beberapa masker yang dilarang digunakan saat menggunakan transportasi tersebut.

Baca Juga: PSBB Akan Diberlakukan di Jakarta Pada 14 September, Wilayah Ini Memiliki Kemungkinan Menyusul Ibukota Untuk Terapkan Aturan yang Sama

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, calon penumpang dianjurkan menggunakan masker yang efektif menahan droplet atau tetesan cairan.

"Hindari penggunaan jenis scuba maupun hanya menggunakan buff atau kain untuk menutupi mulut dan hidung," ujar Anne dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (15/09).

Kualitas buff dan masker scuba

Baca Juga: PSBB Total Akan Kembali Berlaku di Jakarta, Ingat 6 Larangan Saat Aturan Ini Diterapkan!

Buff

Dalam penelitian yang dilakukan ilmuwan Duke University, buff tak dapat mencegah droplet (tetesan pernapasan) keluar dari mulut saat berbicara.

Seperti kita tahu, droplet yang keluar saat berbicara, batuk, dan bersin adalah jalur masuk penularan virus corona Covid-19.

Pemimpin studi sekaligus spesialis pencitraan molekuler Martin Fischer memastikan, ketika orang berbicara dan droplet keluar dari mulut, artinya risiko penularan penyakit tetap tinggi.

Baca Juga: Wajib Disimak Baik-Baik, Anies Baswedan Terapkan lagi PSBB Demi Covid-19 dengan Sederet Aturan Ketat: Seluruh Kantor WFH, Tempat Hiburan dan Ibadah Ditutup

Hasil riset yang terbit di jurnal Science Advances edisi 7 Agustus 2020 menunjukkan, buff adalah jenis masker yang paling tidak efektif mencegah transmisi.

Bahkan dalam riset itu disebutkan, orang yang memakai buff jauh lebih buruk dibanding orang yang tidak memakai masker sama sekali.

Menurut para peneliti, buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara.

Baca Juga: Luar Biasa, DKI Jakarta Kantongi Rp1,7 Miliar dari Denda Warga yang Tak Pakai Masker, Bukti Masyarakat Ibu Kota Tak Taat Aturan?

"Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibanding tidak memakainya sama sekali. Akan tetapi, hal itu salah," kata Fischer.

"Kami mengamati bahwa jumlah droplet meningkat saat orang memakai buff. Kami yakin, bahan yang digunakan pada buff dapat memecah droplet menjadi partikel berukuran lebih kecil. Hal ini membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar," paparnya.

Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama.

Baca Juga: Warganya Dihasut Membelot Aturan Pemerintah, Gubernur Bali Tegas Tak Bakal Ampuni Jerinx , Wayan Koster: Baru Disel, Cengeng Ternyata!

Masker scuba

Dilansir Kompas.com edisi 14 April 2020, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir, menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker.

Setidaknya ada tiga tahapan dalam pengujian kinerja masker, yaitu:

  • Uji filtrasi bakteri (bactrial filtration efficiency)
  • Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
  • Uji permeabilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker)
Baca Juga: Selama Ini Salah Kaprah, Begini Aturan Keramas yang Benar Menurut Para Ahli Agar Kesehatan Kulit Kepala dan Rambut Terjaga

Menurut dia, masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba akan melar atau merenggang saat dipakai.

Hal ini membuat kerapatan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi.

Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar.

Baca Juga: Baru Saja Ketuk Palu, Aturan Menteri tentang Bantuan Subsidi Gaji Rp 600 Ribu untuk Karyawan, Ini 6 Syarat yang Harus Dipenuhi!

"Jika pori kain makin besar maka peluang virus masuk akan besar," ungkapnya. (*)

Source : Kompas.com

Editor : Hinggar

Baca Lainnya

Latest