Enam hari dia lalui dengan baik kala jalani isolasi mandiri di salah satu rumah sakit swasta. Sisanya dia habiskan masa isolasi mandiri di rumah sendiri.
Usai jalani isolasi mandiri selama 14 hari, tak ada alasan menunda untuk kembali bertugas.
Masih ada banyak pasien yang butuh sentuhan tangannya, guna sembuh dari penyakit.
Tak tanggung-tanggung, Disa langsung menyanggupi ketika diperintahkan menjaga ruang isolasi, meski rasa takut sempat menghampiri.
“Saya mau masuk lagi ke ruang isolasi dengan menggunakan hazmat. Dalam hati saya nih, aduh, gimana nih kalau malah bawa pulang virus ke rumah. Itu pertama kalinya selama jadi dokter takut hadapi pasien,” ucap dia dalam sambungan telepon.
Rasa takut, khawatir dan bingung campur aduk dalam benak Disa ketika bertugas di hari pertama. Ini membuktikan bahwa Disa juga manusia biasa.
Ada rasa takut dan ego ingin melindungi keluarga sendiri, khawatir karena tak mau lagi jadi pasien positif.
Namun, rasa itu tidak akan pernah dia tunjukkan. Ditutupinya wajah takut itu dengan masker dan senyuman demi membuat tenang pasien.
“Cara saya lawan rasa takut itu ya balik lagi tujuan saya jadi dokter, kan memang passion di situ ya. Saya berdoa dan minta support dari keluarga juga,” ucap dia.