Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tangani Pasien Covid-19 Sejak Awal Pandemi, Perawat Ini Sempat Jalani Isolasi Mandiri Hingga Terkena PHK: Saya Terkena Efisiensi

Yunus - Rabu, 26 Agustus 2020 | 11:15
Jadi perawat yang menangani pasien Covid-19 ternyata butuh perjuangan. tak cuma ancaman virus, tapi juga kena PHK.
KOMPAS.COM

Jadi perawat yang menangani pasien Covid-19 ternyata butuh perjuangan. tak cuma ancaman virus, tapi juga kena PHK.

GridStar.ID – Jasa tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 memang tak ternilai.

Seperti yang dialami salah seorang perawat, yang menangani pasien Covid-19 sejak awal pandemi.

Lelaki ini bahkan sempat menjalani isolasi mandiri di rumah, karena sempat merasa ada gejala Covid-19 di tubuhnya.

Baca Juga: Jerit Pilu Penggali Makam yang Kuburkan Ribuan Jenazah Covid-19 di Surabaya: Kita Sudah Lelah, Kita Sudah Jenuh

Tak cuma itu, dia pun terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena program efisiensi dari rumah sakit.

Seperti dilansir dari Kompas.com, memang cukup menggambarkan bahwa perjuangan tenaga medis yang jadi garda terdepan merawat pasien Covid-19 bukan perkara mudah.

Mereka harus merawat pasien sekaligus menjaga dirinya sendiri agar keluarga di rumah tidak tertular.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sampai Turun Tangan, Perawat Covid-19 Dikucilkan dan Dapat Ancaman via WhatsApp dari Orang Tak Dikenal, sang Gubernur Geram: Saya Ingin Dengar Sendiri, Siapa yang Mengancam?

Seperti itulah yang dialami Shoddiq, seorang perawat di salah satu rumah sakit kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.

Dia sudah berhadapan dengan pasien Covid-19 sejak awal pandemi terjadi di Indonesia . Saat itu, dia ditugaskan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Shoddiq mengalami itu tak lama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pasien terkonfirmasi pertama di Depok, Jawa Barat, awal Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Meluas di Korea Selatan, Sederet Drama dan Film Ini Terpaksa Harus Menunda Syutingnya Demi Mencegah Penyebaran

"Saat masuk belum tahu kalau itu pasien terkonfirmasi. Setelah tes swab, hasilnya positif. Mau kirim ke rumah sakit rujukan penuh, akhirnya dipindah ke ruang isolasi," ujar Shoddiq saat dihubungi, Selasa (25/8).

Warga Ciputat, Tangerang Selatan itu mengaku saat itu terkejut dan takut. Namun, dia sadar merawat pasien menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

Beruntung setelah ada pengumuman pasien pertama di Indonesia, Shoddiq dan sejumlah tenaga medis lain sudah dilengkapi alat pelindung diri (APD).

Baca Juga: Usai Pandemi Covid-19 Berakhir, Sosok Ini Sebut Pekerjaan yang Umum Dibutuhkan di Perusahaan Ini akan Hilang, Apa Itu?

"Sudah pakai alat pelindung diri lengkap, hazmat dan sebagainya. Hanya saja, saat itu perawat yang sudah menangani pasien itu harus mengurus juga di ruang isolasi, bukan perawat lain," kata Shoddiq.

Saat itulah, Shoddiq mengorbankan waktu untuk menangani pasien itu. Dia wajib menggunakan APD hingga berjam-jam, karena harus memeriksa kondisi pasien lebih dari tiga kali di ruang isolasi.

Sesak dan pengap harus ditahannya selama mengenakan APD.

Baca Juga: Jadi Senjata dalam Bertugas, Seorang Perawat Pasien Virus Corona Ini hanya Pakai Bikini di Balik APD yang Tembus Pandang, Kelakuannya Justru Dibanjiri Dukungan

"Paling tidak itu tujuh jam saya bisa gantian. Itu berlangsung selama dua hari saya merawat pasien, mulai ganti infus dan lainnya. Kalau makan ada satu keluarga pasien yang menunggu," ucapnya.

Setelah dua hari menjalani perawatan, pasien terkonfirmasi Covid-19 itu meninggal dunia. Kondisi pasien saat itu memiliki penyakit penyerta.

"Pasien itu memang memiliki penyakit lain atau penyerta sebelumnya," kata Shoddiq.

Baca Juga: Bidan dan Perawat Disekap di Angkot 4 Jam, Uang di ATM Dikuras Hingga Diancam Dibunuh, Tapi Merasa Masih Temukan Kejanggalan: Saya Kayak Pengin Tertawa

Setelah menjalani tugas, Shoddiq ingin melepas kerinduan dengan keluarga. Namun, dia sadar bisa saja menjadi orang tanpa gejala.

Meski sudah menjalani medical check up (MCU), Shoddiq tetap menjalani isolasi mandiri di kamar rumah.

Namun, 14 hari kemudian, Shoddiq mulai merasakan gejala yang mengarah Covid-19. Salah satu yang paling dirasakan hilangnya indera penciuman.

Baca Juga: Terungkap! Sebelum Meninggal Akibat Covid-19, Perawat Ini Sempat Dilarang Kerja dan Memaksa Masuk, Alasannya Bikin Haru

"Memang saat merawat, saya baru sembuh dari tipes. Mungkin imun tubuh saat itu sedang turun. Saat itu saya swab, hasilnya negatif. Keluarga sedih. Menangis. Ibu, istri dan anak saya minta untuk tinggal di rumah abang ipar," ucapnya.

Hari demi hari Shoddiq menjalani kehidupan sendiri. Untuk makan, dia dibawakan oleh istri yang diletakkan di depan pintu kamar.

Belum lagi Shoddiq dipandang sebelah mata oleh tetangga, yang mengetahui kondisinya setelah ada pendataan.

Baca Juga: Hamil 4 Bulan, Perawat di Surabaya Tutup Usia Usai Terjangkit Covid-19 hingga Rekan Merintih Panggil Namanya yang Buat Hati Warganet Terenyuh

"Saat itu memang ada pendataan dari Ketua RT. Dari situ pada tahu. Mereka ketakutan dan pergi. Saat itu saya konsumsi vitamin, makan yang sehat seperti buah dan sayur," ucapnya.

Setelah kondisi dirasakan berbeda dari sebelumnya, Shoddiq kembali menjalani swab bersama orangtua, istri, dan anaknya.

Hasilnya membuat Shoddiq dan keluarga tak berhenti mengucap rasa syukur. Mereka dinyatakan negatif Covid-19.

Baca Juga: Pilu, 3 Perawat RSUD Bung Karno Solo Diusir Warga dari Kost Lantaran Takut Tertular Virus Corona hingga Bikin Direktur Rumah Sakit Buka Suara: Ketakutan Warga Itu Tidak Masuk Akal!

"Hasil itulah (buat mengembalikan kepercayaan tetangga). Sampai saat ini saya sudah lima kali menjalai swab," katanya.

Kendati demikan, perjuangan Shoddiq bukan saja merawat pasien dan melawan penyakit Covid-19 saja.

Dia harus mencari pekerjaan setelah terkena pemutusan hubungan kerja karena program efisiensi rumah sakit.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 di Wisma Atlet Nekat Gigit Tangan Perawat karena Ngotot Mau Pulang Tapi Tak Diperbolehkan hingga Bikin Dokter dan Petugas Kewalahan: Ayo Pak Dilepasin!

Shoddiq mengakui, setelah adanya pasien Covid-19 ruang IGD, rumah sakit itu harus ditutup sementara untuk sterilisasi. Pelayanan berjalan hanya untuk poliklinik.

"Saat itulah rumah sakit sepi, kemudian ada pengurangan. Saya terkena efisiensi. Tapi alhamdulillah sekarang saya sudah bekerja lagi di puskesmas," ucapnya.

Kini, Shoddiq berpesan agar masyarakat benar-benar mematuhi protokol kesehatan agar tidak terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Menyayat Hati, Curhat Terakhir Pasien Positif Corona Sebelum Meninggal Dunia Membuat Perawat Tak Bisa Lupa, Tak Disangka Ucapkan Kalimat Pilu Ini

"Pesan dari saya untuk masyarakat jaga kebersihan, wajib menggunakan masker, belajar pola hidup sehat dan makan bergizi dan minum vitamin," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Perawat Tangani Pasien Covid-19 Ketika Awal Pandemi Terjadi.(*)

Source :Kompas.com

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x