GridStar.ID - Kasus penolakan jenazah covid-19 kembali terjadi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Bahkan, sampai kali pindah lokasi karena selalu mendapat penolakan, hingga membuat pejabat daerah turun tangan.
Tak pelak hal ini menuai sorotan tajam dari ketua DPRD Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Edhi Setiawan.
Ia menyayangkan aksi warga yang menghalangi pemakaman pasien corona hingga Bupati Achmad Husein ikut gali lubangnya.
Edhi Setiawan meminta agar masyarakat dapat mengambil contoh atas apa yang telah dilakukan Achmad Husein.
Masyarakat diharapkan tidak khawatir jenazah kasus corona akan membahayakan.
"Lha wong saat digali saja Pak Bupati ikut, berarti saat pemulasaran jenazah yakin sudah tidak membahayakan," ungkap Edhi saat dihubungi Tribunnews, Rabu (01/04).
Untuk diketahui, makam jenazah kasus corona tersebut dibongkar untuk dipindahkan lantaran ditolak masyarakat setempat.
"Masyarakat harusnya bisa mengambil contoh, wong bupatine wae wani (bupatinya saja berani), masyarakat harus yakin jika ini aman," ujarnya.
Maka dari itu, Edhi berharap kepada masyarakat Banyumas agar tidak takut secara berlebihan dan tak ada lagi penolakan.
"Kita diciptakan oleh Tuhan dan akan kembali ke tanah, sehingga harapan kami jangan ada lagi penolakan," ujarnya.
Edhi menyebut sudah ada prosedur yang ditempuh untuk pemulasaran atau pemakaman pasien meninggal karena covid-19.
"Yang jelas pemerintah pastinya sudah memiliki prosedur yang baik dan sesuai aturan sehingga tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan," ujar Edhi.
Lebih lanjut, Edhi meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya berita yang belum diketahui kebenarannya.
"Masyarakat harus yakin, jangan mudah percaya berita viral berita hoaks," ungkapnya.
Selain itu, Edhi meminta masyarakat untuk tidak panik menghadapi pandemi virus.
Sebelumnya diketahui jenazah kasus corona yang dikebumikan di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (31/03) malam, terpaksa dibongkar dan dipindahkan.
Dilansir Kompas.com, pembongkaran makam yang dipimpin Bupati Achmad Husein, Rabu (01/04) pagi setelah ada penolakan warga.
Penolakan datang dari warga desa setempat dan desa tetangga, yaitu Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Meskipun tanah yang digunakan adalah tanah milik Pemkab Banyumas, warga khawatir kesehatan warga akan terdampak.
"Saya sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa jenazah (pasien positif corona) setelah meninggal itu tidak berbahaya," kata Husein, Rabu (01/04).
Berdasar informasi yang didapat, rencana pemakaman mengalami beberapa kali penolakan.
Yakni penolakan di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kecamatan Patikraja, dan Kecamatan Wangon.
Sementara itu diketahui pasien yang meninggal berasal dari Kecamatan Purwokerto Timur.
Pasien tersebut dilaporkan meninggal dunia di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Selasa (31/03) pagi.
Sebelumnya pasien tersebut mendapatkan perawatan di ruang isolasi selama beberapa waktu lalu.
"Dalam waktu dekat akan kami sosialisasikan lagi terus menerus supaya masyarakat tahu persis bahwa itu tidak ada masalah, tidak bahaya, karena begitu virus itu ada di tubuh jenazah, di dalam tanah itu virus langsung mati, tidak akan ke mana-mana," jelas Husein.
Bupati menyampaikan pihaknya telah menyiapkan tiga lahan milik pemkab sebagai alternatif tempat pemakaman khusus untuk mengantisipasi penolakan di tempat pemakaman umum (TPU).
Namun, di ketiga lokasi tersebut ternyata mendapat penolakan dari warga.
"Ini masyarakat yang belum tahu, akan berdiskusi dengan pakar tentang itu kemudian disampaikan kepada masyarakat bahwa virus itu di dalam jenazah, begitu masuk tanah maka virusnya juga mati."
"Tidak akan kemudian berkembang biak dan menjalar itu tidak, mungkin itu yang kemudian masyarakat belum mengerti," jelas Husein. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bupati Banyumas Ikut Bongkar Makam Kasus Corona, Ketua DPRD: Jangan Ada Lagi Penolakan Masyarakat