Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pandemi Covid-19 Belum Usai, Virus Marburg Mengamuk Dunia, Simak Cirinya Termasuk Perdarahan di Gusi hingga Miss V

Tiur Kartikawati Renata Sari - Jumat, 20 Agustus 2021 | 19:15
Ilustrasi virus marburg
dok. TribunBali

Ilustrasi virus marburg

GridStar.ID - Di tengah pandemi covid-19, ancaman virus marburg mendadak datang.

Kasus virus Marburg baru-baru ini ditemukan di Guinea, Afrika Barat.

Marburg Virus Disease ini menurut WHO berpeluang menyebabkan kematian hingga 50%.

Baca Juga: Nikita Mirzani Bongkar Borok Temannya Sendiri yang Jadi Simpanan Pria Tajir Gegara Sepi Job Saat PPKM, Onadio Penasaran: Siapa Sih?

Tingkat kematian kasus karena virus Marburg ini bervariasi dari 24 persen hingga 88 persen, hal ini tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus.

Dalam sejarahnya, penyakit virus Marburg awalnya terdeteksi pada 1967 di Marbrug dan Frankfurt Jerman.

Ditemukan juga di Beogard, Serbia.

Baca Juga: Perjalanan Hidupnya Penuh dengan Lika Liku, Mantan Model Majalah Dewasa Ini Beberkan Kisah Asmaranya Usai Dicokol Polisi Gegara Narkoba bareng Sang Kekasih, Masih Berhubungan Namun Terganjal Restu Orangtua: Saya Dianggap Perempuan Nggak Bener

Perlu diketahui bahwa virus Marburg dan Ebola termasuk dalam anggota keluarga (filovirus).

Memang keduanya ini disebabkan oleh virus yang berbeda, namun secara klinis serupa.

Dalam arti lain, penyakit ini jarang terjadi, meski demikian keduanya memiliki kapasitas untuk menyebabkan wabah dengan tingkat kematian yang tinggi.

Baca Juga: Kalbe, Kompas Gramedia, dan BKKBN Bersinergi Gelar Sentra Vaksinasi di Hari Kemerdekaan RI: Bangkit Merdeka dari Covid-19

Menurut WHO, awalnya infeksi MVD pada manusia ini terjadi akibat adanya kontak yang terlalu lama dengan tambah yang dipenuhi dan dihuni oleh koloni kelelawar rousettus.

Selanjutanya, virus Marburg menular dari individu ke individu lainnya karena kontak langsung melalui kulit yang rusak dengan darah, sekresi, atau terkena cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi.

Di sisi lain, penularan yang melalui peralatan injeksi yang terkontaminasi seperti tusukan jarum dapat menimbulkan kondisi yang lebih parah.

Baca Juga: Harap Bersabar Ini Ujian, Menkes RI: Kita Hidup dengan Covid-19 5 Sampai 10 Tahun, Bisa Lebih Lama

Mulai dari gangguan pada tubuh hingga meningkatkan risiko kematian.

Gejala virus Marburg

Penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg akan menimbulkan gejala demam tinggi, sakit kepala yang parah, dan malaise.

Selain itu orang yang terinfeksi virus Marburg akan mengalmi nyeri otot.

Tak sampai situ saja, mereka pun akan mengalami diare yang parah bahkan bisa bertahan dalam beberapa minggu, sakit perut, kram, serta mual dan muntah.

Baca Juga: Jangan Sampai Nyesel Baru Tahu, Syarat Bikin dan Perpanjang SIM Perlu Sertifikat Vaksin Covid-19?

WHO juga mengungkap bahwa banyak juga pasien yang mengalami manifestasi perdarahan yang parah antara 5-7 hari.

Perdarahan terjadi di beberapa area tubuh, sepertu hidung, gusi dan vagina.

Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara 8-9 hari setelah timbulnya gejala, biasanya didahului dengan kehilangan darah yang parah dan syok. (*)

Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul Ini Dia Penjelasan WHO Tentang Virus Marburg yang Wajib Diketahui

Source : Parapuan

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x