Follow Us

Miris! Keluarga Seorang Guru Ngaji Ini Harus Kuras Semua Tabungan Demi Bisa Makamkan Jenazah Kerabatnya yang Berstatus ODP Covid-19, Puluhan Juta Habis Tak Tersisa untuk Sewa Ambulans dan Bayar Petugas

Nadia Fairuz Ikbar - Jumat, 17 April 2020 | 10:00
Miris! Keluarga Seorang Guru Ngaji Ini Harus Kuras Semua Tabungan Demi Bisa Makamkan Jenazah sang Tante yang Berstatus ODP Covid-19, Puluhan Juta Raib Tak Tersisa untuk Sewa Ambulans dan Bayar Petugas
Kompas.com

Miris! Keluarga Seorang Guru Ngaji Ini Harus Kuras Semua Tabungan Demi Bisa Makamkan Jenazah sang Tante yang Berstatus ODP Covid-19, Puluhan Juta Raib Tak Tersisa untuk Sewa Ambulans dan Bayar Petugas

GridStar.Id - Virus corona atau covid-19 saat ini menjadi bencana yang sangat mengerikan bagi dunia.

Bagaimana tidak, virus yang disebut-sebut berasal dari hewan kelelawar ini telah menginfeksi setidaknya jutaan orang di dunia, dan ribuan di antaranya telah meninggal dunia.

Selain itu, pemberitaan buruk mengenai virus ini seakan tidak ada henti setiap harinya.

Baca Juga: Kabar Melegakan Kembali Datang, Pasien Sembuh Covid-19 di 16 April 2020 Meningkat Pesat dan Jadi yang Tertinggi Selama Seminggu Terakhir

Di Indonesia sendiri, banyak kisah sedih yang terjadi selama wabah ini.

Seperti yang dilansir dari Serambi News, keluarga jenazah Covid-19 di wilayah Ciledug, Kota Tangerang tengah merasakan duka yang mendalam.

Selain harus ditinggal anggota keluarga untuk selamanya, mereka terpaksa merogoh Rp. 15 juta untuk sewa mobil Ambulans.

Baca Juga: Karya Anak Bangsa! Seorang Dosen Universitas Jenderal Soedirman Ciptakan 'Iron Man' Masker Pintar nan Keren yang Bisa Menyala Saat Berada di Zona Merah Covid-19

Daryanto yang merupakan keponakan korban menjelaskan, tantenya ini sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

Korban dinyatakan meninggal dunia di RS Bakti Asih, Kota Tangerang.

Namun keluarga mengaku kesulitan untuk memakamkan korban yang merupakan perempuan berusia 50 tahun ini.

Baca Juga: Sesumbar Tak Takut dengan Pandemi Virus Corona hingga Tolak Aturan Pemerintah dan Pamer Gerejanya Dipenuhi Jemaat, Pastor Ini Meninggal Dunia karena Covid-19, Sempat Alami Gejala Ini!

Daryanto menyebut dirinya menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan 112 mobil Ambulans milik Pemkot Tangerang.

"Makanya dari pada saya menunggu lama khawatir jenazah sudah bau, saya inisiatif sewa mobil Ambulans lain," ujar Daryanto kepada Warta Kota, Rabu (15/04).

Ia menggunakan jasa Tangerang Ambulans Service. Dan telah melakukan kesepakatan untuk melakukan pembayaran.

Baca Juga: Dobrak Keresahan Jadi Kekuatan Lewat Karya, COKELAT & FRIENDS Persembahkan Lagu BAGIMU NEGERI untuk Pejuang Tim Medis Covid-19 Indonesia: Yang Kita Butuhkan saat Ini Adalah Saling Menguatkan Sambil Saling Menghibur

"Bayar Rp. 15 juta. Itu layanannya selain ambulans ada juga peti mati dan dilengkapi alat pelindung diri (APD) sesuai prosedur pemakaman Covid-19," ucapnya.

Kwitansi bukti pembayaran sewa ambulans
Serambi News

Kwitansi bukti pembayaran sewa ambulans

Menurutnya keluarga pun merelakan uang tersebut. Dan segera memakamkan korban di tanah wakaf dekat kediamannya yakni Ciledug, Kota Tangerang.

"Beruntungnya uangnya enggak pinjam sana pinjam sini. Korban guru ngaji punya tabungan sekitar Rp. 8 juta. Sisanya anggota keluarga lain pada urunan," kata Daryanto.

Baca Juga: Harapan Baru untuk Tanah Air, Presiden Joko Widodo Bocorkan 6 Langkah Besar yang Diyakini Ampuh Sebagai Jalan Keluar Indonesia Memutus Rantai Persebaran Covid-19, Apa Itu?

Daryanto mengaku kecewa dengan Pemerintahan Kota Tangerang.

"Kecewa, dalam hal ini pemerintah tidak tanggap," ujar Daryanto warga asal Ciledug, Kota Tangerang itu kepada Warta Kota, Rabu (15/04).

Ia menjelaskan awalnya korban dilarikan ke RS Bakti Asih, Kota Tangerang. Kemudian pihak dokter menyatakan bahwa korban merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

Baca Juga: Tangan Kanan Jokowi Umumkan Tak Ada THR untuk Pejabat Negara Demi Penanganan Covid-19, Bagaimana Nasib PNS dan Pensiunan?

"Ada masalah di paru-parunya, setelah menjalani perawatan meninggal dunia. Kemudian pihak rumah sakit menelepon layanan 112 Pemkot Tangerang untuk membawa jenazah tante saya ini," ucap Daryanto.

"Tapi ditunggu-tunggu lama datangnya. Malah tidak ada jawaban. Jenazah tante saya keburu bau dan harus segera dimakamkan," sambungnya.

Daryanto pun berinisiatif untuk menyewa jasa mobil Tangerang Ambulans Service.

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 Semakin Mengkhawatirkan, Gejala Virus Corona Terbaru Kini Serang Kulit dan Mata, Waspadai Ini Ciri-cirinya yang Selama Ini Dianggap Sepele

Terjadi kesepatakan dengan biaya Rp 15 juta.

"Apa karena tante saya ini hanya ODP jadinya tidak dilayani mobil Ambulans 112 Pemkot Tangerang itu. Apa karena korban menggunakan BPJS."

"Terus terang saya kecewa, peran pemerintah di sini terasa tidak ada. Semoga tidak ada korban lainnya yang mengalami seperti ini lagi," kata Daryanto.(*)

Source : Serambi News

Editor : Grid Star

Baca Lainnya

Latest