Proses pemulasaraan jenazah pada Jumat (03/04) pun akhirnya tidak dilakukan sesuai prosedur pasien Virus Corona.
Setelah proses pemakaman selesai, warga menggelar tahlilan mendoakan almarhum selama 7 hari.
Ada sekitar 25 orang, termasuk perangkat desa yang mengikuti tahlilan tersebut.
Warga pun waswas ketika belakangan mengetahui kabar bahwa almarhum ternyata positif Covid-19.
"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/04).
Heri mengatakan, hasil tes swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/04).
Hasilnya menunjukkan bahwa almarhum ternyata sudah terjangkit Virus Corona.
Atas kejadian tersebut, semua peserta tahlilan berpotensi menjadi Orang dalam Pemantauan (ODP).