Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nyesel Baru Tahu, Penerima Vaksin Covid-19 Jenis Ini Tak Butuh Dosis Ke-2, Simak Berikut Alasannya

Rahma - Jumat, 24 September 2021 | 20:45
Ilustrasi vaksin Covid-19 Janssen yang diproduksi Johnson & Johnson. Vaksin dosis tunggal ini dapat izin penggunaan darurat WHO.
SHUTTERSTOCK/Carlos l Vives

Ilustrasi vaksin Covid-19 Janssen yang diproduksi Johnson & Johnson. Vaksin dosis tunggal ini dapat izin penggunaan darurat WHO.

GridStar.ID - Vaksin Covid-19, Johnson & Johnson atau Janssen sebanyak 500.000 dosis telah tiba di Tanah Air.

Vaksin tersebut tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (11/09).

Vaksin Janssen ini merupakan kerjasama dengan Belanda.

Baca Juga:Nyesel Baru Tahu, Jangan Panik Jika Salah Nama pada Sertifikat Vaksin Covid-19, Segera Lakukan Hal Ini untuk Memperbaiki

Dikabarkan vaksin ini akan diberikan hanya untuk sekali suntikan.

Untuk siapa vaksin ini akan diberikan?

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin Johnson & Johnson akan diperuntukkan bagi masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas.

Baca Juga:Nyesel Baru Tahu, Jangan Panik Jika Sertifikat Vaksin Tak Kunjung Muncul di PeduliLindungi, Ini Solusinya!

"Iya. Ditujukan untuk masyarakat umum usia 18 tahun ke atas," kata Nadia.

Berbeda dengan vaksin Covid-19 lain yang harus diberikan melalui dua kali penyuntikan, vaksin Janssen merupakan vaksin tunggal atau hanya butuh sekali suntikan saja.

Dosis tunggal sebanyak 0,5 ml vaksin Janssen diberikan melalui suntikan intramuscular.

Baca Juga:Nyesel Baru Tahu, Kabar Gembira Bagi Penerima Vaksin Sinovac, Dosis Ketiga Disebut Efektif Tangkal Virus Corona Varian Delta, Begini Penjelasannya

Hanya satu kali suntikan

Vaksin Johnson & Johnson dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies. Vaksin ini menggunakan platform non-replicating viral vector atau menggunakan vektor adenovirus.

Dokter patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto, memberikan penjelasan tentang alasan vaksin Janssen hanya perlu satu kali suntikan.

Penjelasan itu ia unggah di laman Facebook pribadinya pada Jumat (10/9/2021).

Baca Juga:Nyesel Baru Tahu, Cara Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 di Aplikasi Peduli Lindungi, Gampang Banget!

Kompas.com telah mendapatkan izin dari Tonang pada Minggu (12/9/2021) untuk mengutip unggahan tersebut.

Tonang menjelaskan, vaksin Janssen menggunakan metode viral vector. Metode itu sama dengan yang digunakan pada vaksin Cansino, AstraZeneca, dan Sputnik.

Seperti diketahui, vaksin AstraZeneca dan Sputnik diberikan lewat dua kali penyuntikan.

Namun, vaksin Janssen dan Cansino hanya butuh satu kali penyuntikan saja.

Baca Juga:Mutasi Varian Baru Virus Corona Kembali Ditemukan, Muncul Varian Covid-19 Mu yang Disebut Kebal Vaksin dan Terdeteksi di 39 Negara, Ini Faktanya

Ia mengatakan, lebih spesifik lagi, keempat vaksin tersebut termasuk dalam viral vector dengan tipe non replicating. Maka seharusnya tidak cukup bila hanya satu kali pemberian.

"Virus vectornya sendiri, sudah dihilangkan kemampuan replikasinya, sehingga sekali dimasukkan, segera ditangkap sel imun bawaan tanpa ada aktivitas lagi," jelas Tonang.

"Virus vector tersebut tidak bisa berkembang biak dalam tubuh manusia penerima vaksin. Maka pemberiannya minimal 2 kali, bisa lebih," ujar dia.

Baca Juga:Jangan Sampai Nyesel Baru Tahu, Mulyani Ungkap 27 Juta Orang Kaya di Indonesia Bakal Vaksin Mandiri Tahun 2022, Berbayar!

Berbeda jenis adenovirus

Tonang menjelaskan, alasan vaksin Johnson & Johnson dan Cansino hanya butuh satu kali suntikan adalah karena kedua vaksin tersebut memiliki adenovirus yang berbeda dengan dua vaksin lainnya.

Ia mengatakan, pada vaksin Janssen dan Cansino, virus vectornya adalah adenovirus yang biasa menginfeksi pada manusia, tapi ringan.

Ketika menjadi vector, maka tubuh membentuk antibodi terhadap vaksin virus Covid-19 yang dititipkan, maupun terhadap virus vector yang membawanya.

Kalau nanti diberikan lagi vaksin yang sama, maka virus vector tersebut akan "ditangkap" oleh antibodi yang sudah terbentuk.

"Maka virus vector tidak bisa menjalankan tugasnya membawa vaksin Covid-19. Itulah mengapa ada beda, pada Janssen dan Cansino hanya diberikan sebagai dosis tunggal," kata Tonang.

Baca Juga:6 Aturan Tes SKD CPNS dan PPPK 2021, Peserta Daerah Ini Wajib Vaksin!

Bagaimana dengan vaksin viral vector lain?

Pada vaksin AstraZeneca, yang digunakan adalah adenovirus yang biasanya menginfeksi simpanse.

Setelah disuntikkan, tubuh manusia membentuk antibodi terhadap vaksin Covid-19 yang dibawa, tapi tidak banyak bereaksi terhadap virus vectornya.

Sedangkan vaksin Sputnik sebenarnya sama dengan vaksin Janssen dan Cansino, yakni menggunakan adenovirus yang biasa menginfeksi manusia.

Namun, vaksin Sputnik sengaja dibuat dua versi. Strain virus vector pada dosis kedua sengaja dibedakan dengan dosis pertama.

Maka diharapkan, virus vectornya tidak ditangkap antibodi yang sudah terbentuk pada tubuh penerima vaksin.

Baca Juga:Nyesel Baru Tahu, Tak Perlu Surat Domisili, Pendatang Bisa Vaksin di Mana Saja dengan Syarat Ini

Efikasi vaksin Johnson & Johnson

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 Johnson & Johnson pada 7 September 2021.

Selain mengeluarkan izin untuk vaksin Janssen, BPOM juga menerbitkan izin untuk Cansino.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (10/9/2021) Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, penerbitan izin kedua vaksin tersebut telah melalui pengkajian yang intensif terhadap keamanan, khasiat, dan juga mutunya.

Baca Juga:Jangan Sampai Nyesel Baru Tahu, Begini Cara Masuk Mal dengan Syarat Scan Barcode di Aplikasi peduliLindungi

"Kami melibatkan para pakar di bidang farmakologi, imunologi, klinisi, apoteker, epidemiologi, virologi, dan biomedik yang tergabung dalam tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19, ITAGI, serta asosiasi klinisi terkait,” kata Penny.

Berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Johnson & Johnson untuk mencegah keseluruhan gejala Covid-19 adalah 67,2 persen.

Kemudian, efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat pada subjek di atas 18 tahun yakni 66,1 persen.

Vaksin Janssen disimpan pada suhu 2-8 derajat celsius atau dapat juga disimpan pada suhu minus 20 derajat celsius.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulAlasan Vaksin Johnson & Johnson Hanya Perlu Satu Kali Suntikan

Source : kompas

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x