"Virus vectornya sendiri, sudah dihilangkan kemampuan replikasinya, sehingga sekali dimasukkan, segera ditangkap sel imun bawaan tanpa ada aktivitas lagi," jelas Tonang.
"Virus vector tersebut tidak bisa berkembang biak dalam tubuh manusia penerima vaksin. Maka pemberiannya minimal 2 kali, bisa lebih," ujar dia.
Berbeda jenis adenovirus
Tonang menjelaskan, alasan vaksin Johnson & Johnson dan Cansino hanya butuh satu kali suntikan adalah karena kedua vaksin tersebut memiliki adenovirus yang berbeda dengan dua vaksin lainnya.
Ia mengatakan, pada vaksin Janssen dan Cansino, virus vectornya adalah adenovirus yang biasa menginfeksi pada manusia, tapi ringan.
Ketika menjadi vector, maka tubuh membentuk antibodi terhadap vaksin virus Covid-19 yang dititipkan, maupun terhadap virus vector yang membawanya.
Kalau nanti diberikan lagi vaksin yang sama, maka virus vector tersebut akan "ditangkap" oleh antibodi yang sudah terbentuk.
"Maka virus vector tidak bisa menjalankan tugasnya membawa vaksin Covid-19. Itulah mengapa ada beda, pada Janssen dan Cansino hanya diberikan sebagai dosis tunggal," kata Tonang.
Baca Juga:6 Aturan Tes SKD CPNS dan PPPK 2021, Peserta Daerah Ini Wajib Vaksin!
Bagaimana dengan vaksin viral vector lain?
Pada vaksin AstraZeneca, yang digunakan adalah adenovirus yang biasanya menginfeksi simpanse.