Pada Kamis (18/06), 41 kasus baru tercatat di Ibu Kota Tokyo. Besaran kasus dengan jumlah di atas 40 sudah terjadi 3 kali dalam sepekan kemarin.
Menurut Presiden dari Japan Associations of Infectious Disease (JAID) Kazuhiro Tateda, kasus baru ini banyak terjadi di kota besar karena adanya kehidupan malam di sana, misalnya pub, klub, dan sebagainya.
Untuk mencegah terjadinya penularan yang lebih meluas, otoritas terkait telah memberlakukan aturan atau pedoman yang harus ditaati oleh para pelaku industri hiburan malam.
Selain itu, pemerintah disebut telah meningkatkan persediaan anggaran untuk memerangi virus dan para tenaga medis seperti dokter dan perawat telah memiliki kesiapan yang lebih untuk menghadapi kasus-kasus infeksi.
Pelajaran dari gelombang pertama
Dari penularan virus dan wabah yang terjadi di gelombang pertama, masyarakat dunia dan berbagai pihak terkait bisa belajar apa saja yang bisa dilakukan dan efektif untuk mencegah penularan.
Beberapa di antaranya adalah pentingnya penggunaan masker wajah dan kapasitas pengujian dan sistem pelacakan yang tinggi.
Profesor Kesehatan Masyarakat di Otago University, Wellington, Michael Baker menyebut hal lain yang juga tak kalah penting adalah dikembangkannya ilmu pengetahuan, keberadaan pemimpin yang baik, pemimpin yang bisa cepat tanggap menangani pandemi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulNegara Mana di Asia yang Berpotensi Hadapi Gelombang Kedua Virus Corona?