GridStar.ID - Pandemi Covid-19 menjadi momok di masyarakat.
Sudah enam bulan sejak kemunculannya, namun virus corona masih enggan menunjukkan tanda-tanda kepergiannya.
Indonesia sendiri kini memiliki kurang lebih 35 ribu kasus infeksi.
Kurva infeksi di Tanah Air pun masih menanjak, dalam arti kita belum aman dari pandemi.
Namun, tak jarang ada pihak yang menyepelekan bahaya virus corona.
Melansir Kompas.com, warga Surabaya dihebohkan dengan aksi seorang seniman yang juga pernah menjadi calon Wakil Wali Kota Surabaya jalur Independen, TM.
Dalam sebuah video yang viral di jagat maya, TM menyebut corona sudah tidak ada di Indonesia.
Ia bahkan mengatakan, corona hanya akal-akalan pemerintah untuk ajang pemborosan anggaran negara.
TM kemudian menantang untuk menghirup udara dari mulut pasien pengidap Covid-19.
"Kalau ada yang masih terpapar, saya akan bertanggung jawab," katanya dalam video.
"Saya akan mencoba, saya akan datang ke rumat sakit kalau diminta pemerintah. Saya akan menyedot Covid-19. Kalau saya tidak mati, berarti sudah tidak ada corona," ujar TM.
Bukan hanya itu, seniman Surabaya ini juga mengkritik penanganan corona yang dianggapnya hanya membuat panik masyarakat.
"Saya melihat petugas hanya berkeliling-keliling menghabiskan anggaran negara," ujarnya.
Meresahkan warganet, TM kemudian diringkus Polda Jawa Timur untuk dimintai keterangan.
"Sampai hari ini masih berstatus saksi," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kamis (11/06).
Dalam kasus ini, polisi melibatkan saksi ahli untuk menganalisis pernyataan TM di media sosial.
Untuk diketahui, Surabaya menjadi salah satu kota selain Jakarta dengan kasus virus corona terbesar di Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi bahkan menyebut Surabaya bisa berpotensi jadi Wuhannya Indonesia.
"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni (27/03).
Ini merupakan hal yang sangat serius jika masing-masing individu tidak memiliki kesadaran untuk menghentikannya.
"Jadi kita mutlak untuk disiplin, disiplin memakai masker, disiplin physical distancing, disiplin cuci tangan, disiplin hidup sehat," ujar dia.
(*)