GridStar.ID-Virus corona atau covid-19 saat ini merupakan kejadian luar biasa bagi dunia.
Virus yang disebut-sebut berasal dari kelelawar ini setidaknya tercatat sudah menginfeksi jutaan orang di seluruh belahan dunia.
Puluhan ribu di antaranya meninggal dunia, namun tak sedikit pula orang yang dinyatakan sembuh.
Tak hanya itu, di Indonesia banyak beredar berita tentang warga yang ramai-ramai menolak jenazah Covid-19 di lingkungan mereka.
Oleh karenanya, pemerintah sendiri berinisiatif untuk menyediakan lahan khusus sebagai makam massal para jenazah Covid-19.
Sama seperti di Iran, dikutip dari Tribun Style, viral video penampakan 10.000 lubang kuburan massal Covid-19 di Iran, meski begitu, pemerintah setempat hanya mengkonfirmasi 5000 meninggal dunia karena virus corona.
Sebuah rekaman video beredar di dunia maya memperlihatkan keluarga sedang berkabung di sebuah kuburan massal virus corona di Iran.
Dilansir dari Daily Star dan The Sun, Selasa (28/04), Rekaman yang diambil di pemakaman Behesht-e Zahra, Kota Teheran menunjukkan deretan lubang kuburan yang kosong.
Tampak lubang-lubang tersebut adalah kuburan massal yang dibuat untuk para korban virus corona.
Dari rekaman itu juga terlihat seorang pria terlihat berdiri di atas lahan kosong yang dipenuhi dengan tumpukan batu untuk menutupi jenazah virus corona.
Pemakaman Behesht-e Zahra adalah kuburan terbesar Iran yang dapat menampung hingga 1,6 juta mayat.
Mojtaba Yazdani, wakil walikota Teheran mengatakan kepada kantor berita negara, IRNA, bahwa 10.000 kuburan tambahan dibangun untuk korban virus corona.
Namun jumlah kuburan dan jumlah korban jiwa berbanding terbalik dengan laporan pemerintah setempat.
Dilansir dari Worldometers, jumlah kasus Covid-19 di Iran mencapai 92.584 kasus.
Dilaporkan secara resmi oleh pemerintah bahwa 5.877 orang telah meninggal dunia karena virus corona dan 72.439 berhasil sembuh.
Dengan data per hari ini, kasus Covid-19 aktif di Iran sebanyak 14.000 lebih kasus aktif.
Kesaksian aktivis dan ahli di Iran
Aktivis oposisi Iran - yang mengutip sumber-sumber lokal - mengkhawatirkan bahwa jumlah kematian bisa saja 10 kali lebih tinggi dari angka resmi yang dilaporkan pemerintah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga telah mengatakan bahwa jumlah kematian Iran bisa lima kali lebih tinggi mengingat kurangnya pengujian.
Rick Brennan, Direktur Operasi Darurat di WHO mengatakan:
“Jumlah kasus yang dilaporkan hanya mewakili sekitar seperlima dari jumlah sebenarnya."
"Alasannya adalah bahwa kurangnya pengujian, seperti halnya di beberapa negara Eropa, semua terbatas dan yang dilaporkan adalah kasus parah."
Pusat penelitian parlemen Iran mengatakan total resmi hanya menghitung mereka yang meninggal di rumah sakit dan yang dites positif terkena virus sebelum mereka meninggal - yang berarti jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
Iraj Harirchi, Wakil Menteri Kesehatan, mengatakan kepada harian Aftab-Yazd setiap hari bahwa tingkat kematian virus corona "lebih tinggi di antara orang miskin".
Dia menjelaskan:
"Mereka kurang memiliki akses ke perawatan kesehatan dan layanan medis.
"Dampak virus terhadap ekonomi akan lebih memengaruhi orang miskin."
"Mereka yang berisiko kehilangan pekerjaan dan mereka yang bekerja paruh waktu akan lebih menderita."
(*)