GridStar.ID - Kasus pandemi virus corona di dunia masih menunjukan perkembangan.
Begitu pula di Indonesia, penambahan kasus baru masih terjadi setiap harinya.
Kondisi perekonomian pun semakin terimbas ganasnya virus mematikan ini.
Hal ini membuat masyarakat resah bertanya-tanya kapan wabah ini berakhir?
Pada 18 April 2020, Singapore University of Technology and Design (SUTD) mengeluarkan website yang berisikan prediksi kapan pandemi virus corona dunia berakhir.
Melansir prediksi terbaru dari SUTD mencakup tiga perkiraan alternatif dari akhir pandemi secara berurutan.
Melansir Kompas.com berdasarkan prediksi terbaru hingga Minggu (2604) di laman SUTD, secara umum, diperkirakan bahwa pandemi virus corona di dunia akan berakhir 97 persen pada 29 Mei 2020 dan 100 persen pada 8 Desember 2020.
Akhir pandemi 97 persen adalah waktu di mana kurva kasus mulai memasuki area hijau pada grafik.
Sementara, untuk setiap negara, berikut adalah perkiraan akhir pandemi tersebut di beberapa negara berdasarkan data hingga Senin (27/04):
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Kenali 3 Gejala Utama Virus Corona Pada Anak-anak, Termasuk Nyeri Perut
Indonesia
Titik belok dari pandemi virus corona di Indonesia diperkirakan telah terjadi pada 20 April 2020.
Jokowi: Saya ingin optimis, tetapi dengan Catatan
Sementara, akhir pandemi 97 persen diprediksi akan terjadi pada 7 Juni 2020 dan 100 persen pada 7 September 2020.
Singapura
Titik belok diperkirakan terjadi pada 5 Mei 2020.
Akhir pandemi 97 persen diprediksi terjadi pada 4 Juni.
Sedangkan akhir pandemi 100 persen diprediksi terjadi pada 7 Agustus 2020.
Amerika Serikat Akhir pandemi virus corona sebesar 97 persen diperkirakan akan berakhir pada 11 Mei 2020.
Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan terjadi pada 26 Agustus 2020.
Namun, para peneliti menekankan, rilis prediksi ini untuk tujuan pendidikan dan penelitian, sehingga tak menutup kemungkinan mengandung kesalahan.
Kesalahan itu, di antaranya, model dan data tidak akurat untuk realitas yang kompleks, berkembang, dan heterogen dari berbagai negara.
Peneliti juga mengingatkan bahwa prediksi pada dasarnya tidak pasti sehingga publik harus menyikapi informasi ini dengan hati-hati.
Menurut peneliti, terlalu optimistis pada perkiraan tanggal akhir berbahaya karena dapat melonggarkan disiplin sehingga dapat menyebabkan adanya gelombang kedua.
(*)