Negara ini tidak memiliki kapasitas untuk menjalankan pencegahan seperti Korea Selatan dalam menghadapi virus ini, yaitu dengan melakukan ratusan ribu tes.
Selain itu, sistem kesehatan negara juga terbatas. Walikota Ho Chi Minh City Nguyen Thanh Phong menyebut bahwa rumah sakit di kota tersebut memiliki total 900 bed perawatan intensif. Adanya epidemi di kota itu dapat melebihi kapasitas yang tersedia.
Oleh karena itu, Vietnam memulai sebuah kebijakan karantina yang ketat, yaitu melalui penelusuran lengkap dari orang-orang yang melakukan kontak atau terpapar virus tersebut.
Langkah ini dilaksanakan jauh lebih awal daripada yang dipilih China, di mana penguncian kota dilakukan sebagai opsi terakhir.
Penelusuran Berlapis
Penelusuran kontak di Vietnam tidak hanya dilakukan pada orang yang terinfeksi dan yang melakukan kontak langsung dengan yang terinfeksi, tetapi juga pada lapisan kedua, ketiga, dan keempat. Kemudian, orang-orang ini diawasi dan dibatasi pergerakannya secara ketat.
Melansir South China Morning Post (SCMP), prosedur penelusuran kontak berlapis di Vietnam terbukti kritis dalam menghadapi virus.
"Lapisan pertama adalah isolasi dan perawatan di rumah sakit bagi orang-orang yang terkonfirmasi terpapar virus atau mengalami gejala dan diduga terkena virus," kata perwakilan WHO untuk Vietnam Kidong Park.
Semua orang yang melakukan kontak langsung dengan kasus terkonfirmasi akan dihadapkan pada karantina wajib.