Pada lapisan terakhir, masyarakat, jalan-jalan, atau bangunan-bangunan tempat kasus telah tekonfirmasi juga akan dikarantina.
Sejak awal, siapa pun yang baru tiba di Vietnam dari daerah yang berisiko tinggi juga dikarantina selama 14 hari. Semua sekolah dan universitas juga telah ditutup sejak awal Februari.
Aturan Pengawasan dan Sanksi
Alih-alih bergantung pada obat-obatan dan teknologi untuk mencegah wabah corona, aparat keamanan Vietnam menerapkan sistem pengawasan publik yang luas, dibantu oleh militer.
Pejabat keamanan atau mata-mata dari Partai Komunis dapat ditemukan di setiap jalan dan persimpangan. Pihak militer juga mengerahkan tentara dan material dalam "perang" melawan virus corona ini.
Namun, kelemahan dari ketatnya pengawasan adalah mereka yang sakit karena Covid-19 banyak dikucilkan, baik di komunitas maupun media sosial. Seorang wanita yang kasusnya dipublikasikan membawa virus ke Hanoi setelah bepergian ke Eropa memperoleh hinaan di media sosial karena abai terhadap instruksi pihak berwenang.
Saat itu, ia disebut sebagai kasus khusus. Pasalnya, saat ia tiba, 16 orang pertama yang telah terinfeksi Covid-19 di Vietnam dinyatakan sudah pulih.
Wanita ini dianggap sebagai orang yang membawa virus tersebut kembali. Selain pengawasan, Pemerintah Vietnam juga memberlakukan sanksi yang cukup berat.
Misalnya, bagi orang-orang yang diketahui tidak menggunakan masker dan menularkan virus ke orang lain akan dihadapkan pada ancaman hukuman penjara selama 12 tahun. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Nol Kasus Kematian, Begini Cara Vietnam Sukses Tangani Virus Corona