GridStar.ID - Kini warga Indonesia masih kalang kabut dengan adanya wabah virus corona yang terjadi di tanah air.
Pada Senin (13/04) tercatat sebanyak 4.557 orang terkonfirmasi positif virus corona dengan rincian 3.778 orang dirawat 399 meninggal dunia dan 380 orang sembuh.
Angka ini kemungkinan masih terus meningkat dan belum diketahui kapan akan berakhir.
Belum selesai dengan wabah virus corona yang tejadi, kini beberapa ahli memperingatkan mengenai gelombang kedua yang akan terjadi.
Seorang peneliti dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan kemungkinan tersebut bisa terjadi.
Dikutip dari kompas.co, gelombang kedua virus corona adalah bila suatu wilayah telah mencapai puncak terkena virus corona, kemudian terjadi penurunan, setelah fase penurunan kembali terjadi lonjakkan kasus.
"Gelombang kedua biasanya menyerang hingga 90 persen penduduk yang belum terpapar tadi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/04).
Gelombang kedua ini terjadi dalam masa jeda yang sedikit jauh dari gelombang pertama.Ia bisa memakan waktu lebih dari sebulan.
Seperti yang terjadi di China, gelombang kedua ini terjadi karena orang dari luar wilayah membawa virus ini dan menularkan kembali kepada yang lainnya.
Menurut gambarannya, puncak kurva di Indonesia kemungkinan akan terjadi di awal Mei mendatang.
Dicky juga menyampaikan bahwa setiap wilayah memiliki potensi untuk mengalami gelombang kedua virus ini.
Terlebih lagi hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang bisa mengobati hal ini.
Mengenai apakah gelombang kedua akan lebih tinggi daripada sebelumnya Dicky masih belum memiliki jawaban pastinya.
Hal ini dikarenakan pemerintah belum mendapatkan jumlah pasti penduduk yang positif terinfeksi.
"Namun akan lebih tepat dan ideal bila melakukan juga survei serologi agar analisa yang didapat relatif lebih bisa dipercaya untuk menggambarkan berapa jumlah penduduk yang masih rawan," kata Dicky.
Menurutnya semakin besar penduduk yang belum terinfeksi maka kemungkinan penduduk yang akan terinfeksi di gelombang selanjutnya semakin besar. (*)