Menurut gambarannya, puncak kurva di Indonesia kemungkinan akan terjadi di awal Mei mendatang.
Dicky juga menyampaikan bahwa setiap wilayah memiliki potensi untuk mengalami gelombang kedua virus ini.
Terlebih lagi hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang bisa mengobati hal ini.
Mengenai apakah gelombang kedua akan lebih tinggi daripada sebelumnya Dicky masih belum memiliki jawaban pastinya.
Hal ini dikarenakan pemerintah belum mendapatkan jumlah pasti penduduk yang positif terinfeksi.
"Namun akan lebih tepat dan ideal bila melakukan juga survei serologi agar analisa yang didapat relatif lebih bisa dipercaya untuk menggambarkan berapa jumlah penduduk yang masih rawan," kata Dicky.
Menurutnya semakin besar penduduk yang belum terinfeksi maka kemungkinan penduduk yang akan terinfeksi di gelombang selanjutnya semakin besar. (*)