Rukun dan panduan itikaf
Untuk meraih kesempurnaan ibadah itikaf kita perlu mengetahui beberapa rukun yang harus dilaksanakan, yaitu niat, bertempat di masjid atau sejenisnya, berdiam diri (dalam madzhab Imam Syafi'i batasan itikaf minimal adalah batas waktu tumaninah shalat, atau lebih lama sedikit dari waktu ruku') dan maksimalnya itikaf adalah sepanjang waktu tanpa mengabaikan kewajiban lainnya.
Orang yang itikaf harus seorang Muslim, sudah tamyiz, berakal, suci dari hadats besar (tidak junub, haid dan nifas), terjaga (tidak tidur), menahan diri dari syahwat, dan mengetahui perbuatan yang diharamkan untuk tidak dilakukan selama beritikaf.
Ustaz Kurnia menjelaskan, hal-hal yang membatalkan itikaf, di antranya jimak, murtad, mabuk yang disengaja, haid dan nifas ketika itikaf, pingsan/hilang akal atau gila, dan keluar dari masjid atau berpaling dari tempat itikaf untuk urusan duniawi, atau dengan tanpa memiliki uzur yang syar'i.
"Jika pada saat beritikaf kemudian batal maka wajib mengulang kembali niat itikafnya," kata Ustaz Kurnia.
Keutamaan itikaf
Ada beberapa keutamaan yang didapatkan dalam beritikaf, di antaranya;
1. Mengikuti sunnah Baginda Rasulullah SAW.
2. Berpeluang meraih kesempatan mulia mendapatkan Lailatul Qadar.
3. Mendapatkan nilai pahala berlipat ganda dari setiap ibadah yang dikerjakan selama itikaf.
4. Melatih kekhusyuan diri dalam beribadah, terutama saat shalat dan zikir.
5. Momentum untuk muhasabah diri, bertaubat dan menyesali perbuatan serta berdoa untuk kebaikan hidup di masa yang akan datang.