Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tausiyah Ramadan Keutamaan Beritikaf 10 Hari Terakhir di Bulan Puasa Sesuai Anjuran Nabi Muhammad SAW

Tiur Kartikawati Renata Sari - Kamis, 21 April 2022 | 04:02
Ilustrasi Salat
dok.Tribunnews

Ilustrasi Salat

GridStar.ID - Simak yuk keutamaan 10 hari terakhir di bulan Ramadan.

Salah satunya dengan beriktikaf seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ibadah ini dilakukan untuk menambah keimanan dan ketakwaan kaum muslim terhadap Allah SWT.

Itikaf menjadi amalan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya hingga meninggal dunia.

Dalam hadist riwayat Ibnu Umar, Anas, dan Aisyah radhiyallahu 'anha berkata bahwa "Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sejak beliau tiba di Madinah sampai beliau wafat."

Dalam Quran surat Al Baqarah ayat 125, Allah SWT berfirman mengenai pelaksanaan itikaf di masjid, yang berbunyi

Arab: وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikan lah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!"

Dikutip dari bangkapos.com, Ketua Alumni Al Azhar Mesir, Bangka Belitung, Ustaz H M Kurnia Lc MA menjelaskan Itikaf adalah salah satu amalan sunnah di bulan suci Ramadan karena telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang disampaikan Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah Ra, Beliau berkata;

كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ

Artinya; “Biasanya (Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam) beritikaf pada sepuluh malam akhir Ramadan sampai Allah wafatkan Beliau." (H.R. Bukhori & Muslim)

Baca Juga: Tausiyah Ramadan Ustasz Abdul Somad Tentang Pahala Memberi Makan Orang Berpuasa Setara

"Itikaf secara bahasa adalah menetap pada sesuatu dan menahan jiwa untuknya. Sedangkan secara istilah, itikaf adalah tinggalnya seorang muslim yang mumayyiz di dalam masjid dalam rangka melakukan ketaatan kepada Allah Azza Wa Jalla," jelas Ustaz Kurnia, dikutip dari artikel Bangkapos.com pada Ramadan 2020.

Dengan makna lain itikaf juga berarti berhenti atau diam di dalam masjid dengan niat semata untuk beribadah kepada Allah SWT.

Ustaz Kurnia mengatakan, tidak ada perbedaan pendapat yang signifikan di kalangan para ulama mengenai tempat yang paling afdol untuk beritikaf yaitu di masjid atau di musholla (tempat yang digunakan untuk shalat sehari-hari).

Namun ada pendapat menurut pandangan mazhab Imam Hanafi bahwa diperbolehkan untuk beritikaf di musholla al-bait, atau tempat shalat yang ada di rumah (khususnya ini berlaku untuk perempuan) sebagai langkah antisipasi terjadinya fitnah dan mudorat saat perempuan berada di luar rumah yang termaktub di dalam kitab al-Fiqhu al-Islaami Wa Adillatuhu, karya ulama yang bernama Wahbah al-Zuhayli.

Ustaz Kurnia mengungkapkan dalam kondisi pandemi wabah saat ini, jikalau kita berada di daerah zona aman yang mampu mengendalikan penyebaran wabah virus tersebut atau bahkan tidak ada penyebaran virus dalam satu daerah maka dipersilakan untuk beritikaf di masjid.

"Namun tetap penuh kewaspadaan untuk menjaga diri dan melaksanakan protokol medis agar menghindari potensi penyebaran wabah seperti menjaga jarak, membawa alas sejadah sendiri, mencuci tangan, dan lain-lain," kata Ustaz Kurnia.

Akan tetapi kalau berada pada zona yang tidak aman, potensi penyebaran virus sangat besar kemungkinan, maka tidak ada salahnya mengikuti mazhab Imam Hanafi yaitu beritikaf di mushalla rumah atau tempat kita biasa shalat di rumah karena ada ulama yang berpendapat berdasarkan riwayat hadits bahwa setiap bumi adalah tempat sujud.

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy R.a, Rasulullah SAW bersabda;

الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ

Artinya: “Bumi ini semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk sholat) kecuali kuburan dan kamar mandi.”

Baca Juga: Tausiyah Ramadan Borong Pahala di Malam 1000 Bulan, Ini Keutamaan Lailatul Qadar Bagi Wanita Haid

Rukun dan panduan itikaf

Untuk meraih kesempurnaan ibadah itikaf kita perlu mengetahui beberapa rukun yang harus dilaksanakan, yaitu niat, bertempat di masjid atau sejenisnya, berdiam diri (dalam madzhab Imam Syafi'i batasan itikaf minimal adalah batas waktu tumaninah shalat, atau lebih lama sedikit dari waktu ruku') dan maksimalnya itikaf adalah sepanjang waktu tanpa mengabaikan kewajiban lainnya.

Orang yang itikaf harus seorang Muslim, sudah tamyiz, berakal, suci dari hadats besar (tidak junub, haid dan nifas), terjaga (tidak tidur), menahan diri dari syahwat, dan mengetahui perbuatan yang diharamkan untuk tidak dilakukan selama beritikaf.

Ustaz Kurnia menjelaskan, hal-hal yang membatalkan itikaf, di antranya jimak, murtad, mabuk yang disengaja, haid dan nifas ketika itikaf, pingsan/hilang akal atau gila, dan keluar dari masjid atau berpaling dari tempat itikaf untuk urusan duniawi, atau dengan tanpa memiliki uzur yang syar'i.

"Jika pada saat beritikaf kemudian batal maka wajib mengulang kembali niat itikafnya," kata Ustaz Kurnia.

Keutamaan itikaf

Ada beberapa keutamaan yang didapatkan dalam beritikaf, di antaranya;

1. Mengikuti sunnah Baginda Rasulullah SAW.

2. Berpeluang meraih kesempatan mulia mendapatkan Lailatul Qadar.

3. Mendapatkan nilai pahala berlipat ganda dari setiap ibadah yang dikerjakan selama itikaf.

4. Melatih kekhusyuan diri dalam beribadah, terutama saat shalat dan zikir.

5. Momentum untuk muhasabah diri, bertaubat dan menyesali perbuatan serta berdoa untuk kebaikan hidup di masa yang akan datang.

Selain itu, itikaf juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai ibadah agar lebih maksimal dikerjakan seperti tadarus Al-Quran, zikir, dan lain-lain.

Ustaz Kurnia menambahkan, itikaf adalah waktu yang tepat untuk merasakan pengawasan dari Allah sehingga melahirkan kesucian jiwa karena telah berserah diri sepenuhnya kepada Allah serta melepaskan diri sejenak dari urusan duniawi.

Baca Juga: Tausiyah Ramadan Ustaz Abdul Somad, Ini Anjuran 5 Ibadah di Bulan Ramadan yang Bikin Lancar Rezeki

Waktu itikaf

Menurut Ustaz Kurnia, setidaknya ada tiga waktu yang lebih afdol untuk melaksanakan itikaf:

1. Di sepertiga malam atau setelah bangun tidur.

Memulai itikaf setelah lewat pukul 12 malam sampai menjelang waktu sahur.Amalan yang dilakukan adalah memperbanyak qiyamul lail, shalat taubat, shalat tahajjud, shalat hajat, zikir, dan lain-lain.

2. Setelah shalat isya, tarawih dan witir.

Adapun amalan yang bisa dilakukan adalah tadarus Al-Quran, zikir (istighfar, tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil).

3. Setelah melaksanakan shalat subuh berjamaah

Melaksanakan itikaf setelah shalat subuh sampai matahari terbit, lalu melaksanakan shalat sunnah isyraq dua rokaat.

"Keutamaannya kata Nabi seperti memperoleh pahala haji dan umroh," kata Ustaz Kurnia.Baca juga: Waktu yang Tepat Itikaf untuk Mendapatkan Malam Lailatul Qadar Menurut Ustadz Abdul Somad

Ustaz Kurnia mengatakan, itikaf juga merupakan usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Semoga pada Ramadan tahun ini Allah mudahkan niat hajat kita untuk beritikaf, dan mudah-mudahan segala amal ibadah kita di terima oleh Allah, serta dikabulkan semua doa-doa kita, aamiin yaa Rabb. Wallahualam," kata Ustaz Kurnia.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judulJelang 10 Hari Terakhir Ramadhan, Begini Cara dan Keutamaan Itikaf Sesuai Sunah Nabi Muhammad SAW

Source :Tribunbatam.id

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x