Selanjutnya tahun 1990, PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sebelumnya bernama PT Panganjaya Intikusuma mengakuisisi perusahaan tersebut sehingga Sarimi dan Indomie berada di bawah satu perusahaan.
Keberadaan PT Indofood tidak bisa terlepas dari sosok Sudono Salim atau Liem Sioe Liong. Dilansir dari Kompas melalui KOMPAS.com, Minggu (20/12/1992), Salim Group menerapkan strategi bisnis yang terintegrasi.
Sedikitnya 90 persen pasar domestik mi instan saat itu dikuasai Salim Grup dengan produk Supermi, Sarimi, Super Cup, dan sebagainya. Bahkan omzet penjualannya mencapai hampir Rp1 triliun pada tahun 1990. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulPerbedaan Indomie Goreng di Jawa dan Luar Pulau Jawa