Namun, ada juga endapan primer yang terbentuk dari proses metasomatisme serta adanya aktivitas hidrotermal dari dasar bumi.
Hasil dari endapan primer ini yang biasa disebut sebagai emas logam.
Sedangkan endapan plaser atau lebih dikenal cebakan sekunder terdapat di antara pelapukan bebatuan yang mengandung emas akibat adanya oksidasi serta pengaruh sirkulasi air dalam endapan primer.
Umumnya hasil dari endapan plaser berupa emas aluvial yang berbentuk biji berukuran sedikit lebih besar dari emas logam umumnya dan bertekstur kasar.
Menurut Zain, penemuan butiran-butiran emas di pesisir pantai Desa Tamilow itu mengindikasikan adanya endapan plaser yang terbentuk secara sekunder.
Biasanya penemuan emas di sungai atau pantai itu terjadi karena ada pengikisan di sumber endapan primer yang berada di dataran yang lebih tinggi.
"Memang kayak begini dia (emas) seperti butiran-butiran dia di endapan-endapan pasir di sungai pantai dan di kaki bukit. Jadi kalau endapan yang ini dia umumnya terbawa oleh air.
Biasanya kalau kita dapat di sini (pesisir pantai) biasanya kita mengindikasi atau mencurigai di atas pasti ada sumbernya. Sumber secara primer contoh kayak kita dapat batu di kali itu dia hanyut dari gunung contohnya seperti itu," papar Zain yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus Daerah Maluku.
Zain menambahkan, dari peta geologi, wilayah pegunungan di sekitar desa itu memiliki jenis bebatuan malihan yang berpotensi mengandung mineral emas.