Baca Juga: Viral Video Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur, BMKG Sebut Fenomena Waterspout, Apa Itu?
Ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Dr Zain Tuakia mengatakan, fenomena itu mungkin saja terjadi. "Itu dimungkinkan kalau ada sumbernya di atas (hulu).
Jadi kalau misalnya di gunung ada (emas) kemunginan terkikis dan terbawa air ke bagian bawah.
Kalau tidak ada sumbernya pasti tidak ada," ungkap Zain kepada Kompas.com, Selasa (23/03).
Zain menjelaskan, secara umum emas berada di bawah bebatuan yang lebih keras, seperti bebatuan kuarsa atau malihan di wilayah pegunungan.
Mineral emas yang berada di bebatuan keras itu terbentuk dari endapan primer.
Jadi, emas dalam bentuk butiran yang lebih kecil di pesisir pantai Desa Tamilow itu terbentuk karena adanya endapan plaser.
"Jadi di air ini hulunya. Intinya ada pengikisan lalu terbawa dan terendap di kali dan sebagainya. Jadi kalau muara sungai sampai ke pantai maka akan sampai di pantai juga, itu namanya tipe plaser.
Jadi pembentukan secara sekunder dia berhubungan dengan endapan pasir di kali dan pantai," jelasnya.
Endapan primer berbentuk butiran emas dalam bebatuan yang umumnya ditemukan di dalam batu kuarsa atau berupa mineral yang terbentuk akibat adanya proses magmatisme.