Pejabat menyebutkan, data ilmiah mereka saat ini sedang dikompilasi dan akan tersedia untuk peer review dan publikasi pada awal Agustus.
"Rusia mengukuhkan posisi kepemimpinannya dalam pengembangan vaksin dan platform vaksin Ebola dan MERS yang telah terbukti untuk membawa solusi pertama yang aman dan efisien untuk masalah terbesar dunia," ujar Dmitriev.
Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada vaksin yang disetujui untuk MERS.
Kementerian Kesehatan Rusia, yang belum mengonfirmasi tanggal persetujuan pada bulan Agustus, menyebutkan, staf medis garis depan akan menjadi yang pertama divaksinasi setelah obat baru tersebut disetujui untuk penggunaan umum.
Uji coba vaksin skala besar di Inggris, Amerika Serikat, dan di tempat lain sedang dilakukan dengan cepat.
Akan tetapi, belum berkomitmen untuk tenggat waktu di mana produk-produk tersebut akan disetujui.
Hasil awal dari uji coba vaksin yang dikembangkan oleh University of Oxford dan AstraZeneca disebut menjanjikan.
Akan tetapi, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO Mike Ryan memaparkan bahwa masih banyak jalan yang harus ditempuh.
"Ini adalah studi fase 1. Kita sekarang perlu beralih ke uji coba dunia nyata skala yang lebih besar, tapi baik untuk melihat lebih banyak data dan lebih banyak produk yang bergerak ke fase penemuan vaksin yang sangat penting ini," kata Ryan.