GridStar.ID - Istilah New Normal kerap digunakan sebagai kata yang disampaikan saat menghadapi pandemi virus corona.
Namun, istilah yang kerap disampaikan pemerintah tersebut tak sepenuhnya dipahami masyarakat.
Oleh karenanya kini istilah new normal diganti denga istilah lain yang diharapkan bisa lebih dipahami.
"Diksi new normal dari awal diksi itu segera ubah. New normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adptasi kebiasaan baru," kata Yurianto dalam acara Peluncuran Buku "Menghadang Corona: Advokasi Publik di Masa Pandemi" karya Saleh Daulay secara virtual, Jumat (10/07).
"Dan kemudian yang dikedepankan bukan new-nya, tapi normal-nya. Padahal ini sudah kita perbaiki dengan adaptasi kebiasaan baru," sambungnya.
Hal ini juga disampaikan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriphastuti.
Istilah new normal seakan menjadi sulit dipahami karena menggunakan unsur bahasa asing.
"Pemahaman menggunakan 'new normal' sendiri, karena ada unsur bahasa asingnya, kemudian tidak mudah dipahami," kata Brian pada Sabtu (11/07).
Seharusnya new normal dipahami sebagai adaptasi pada situasi pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam kehidupan sehari-hari.