GridStar.ID - Nasib malang menimpa seorang pria asal India.
Mengidap gejala covid-19, bukannya mendapat perawatan, pria ini justru ditolak 18 rumah sakit.
Malang, pria ini meninggal dunia karena kondisinya semakin parah tanpa mendapat bantuan medis.
Dilansir bbc.com, Sabtu (04/07), Bhawarlal Sujani, (52) menghembuskan napas terakhir di ambang pintu satu dari banyak rumah sakit yang menolak untuk menerimanya.
Saudaranya, Dinesh Sujani, yang telah berusaha mati-matian agar ia mendapatkan perawatan, hancur ketika mengingat jam-jam terakhir kehidupan Bhawarlal.
Ketika Bhawarlal mulai menunjukkan apa yang tampak sebagai gejala Covid-19, Dinesh langsung membawa saudaranya dengan sepeda motor ke Rumah Sakit Bhagwan Mahaveer, 5 km (3 mil) dari rumah mereka.
"Saya memberi tahu mereka bahwa nadinya menurun, dia mengalami kesulitan bernapas dan dia muntah," kata Dinesh.
"Mereka membawanya ke dalam, mengambil x-ray dan kemudian keluar dengan sesuatu yang ditulis dalam bahasa Inggris di atas kertas, dan menyuruh saya untuk membawanya pergi dari sana," lanjutnya.
Namun, rumah sakit tersebut membantah bahwa stafnya telah menolak melakukan perawatan intensif untuk Bhawarlal.
Dinesh mengatakan dia memanggil ambulans dan membawa saudaranya ke rumah sakit lain, tapi akhirnya ditolak lagi.
Ia dan para kerabatnya telah menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencoba, pindah dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain tanpa hasil.
Menurut Dinesh, baik rumah sakit swasta atau rumah sakit milik pemerintah telah menolak merawat saudaranya.
"Mereka mengusir kami dari pintu masuk itu sendiri," ujar Dinesh.
Putra bungsu Bhawarlal, Vikram, mengatakan kepada sebuah surat kabar setempat bahwa keluarga itu telah secara fisik mengunjungi 18 rumah sakit dan menghubungi 32 rumah sakit lain.
Mereka berkeliling kota sejauh sekitar 120 km, namun melihat Bhawarlal meninggal pada akhirnya.
Kini kisah sedih Bhawarlal telah menjadi cerita yang akrab di India.
Ada banyak laporan media tentang orang-orang dengan gejala semacam Covid-19 yang sekarat setelah ditolak perawatan oleh beberapa rumah sakit.
Pemerintah negara bagian Karnataka, di mana Bangalore adalah ibu kotanya, kini telah mengeluarkan pemberitahuan resmi yang meminta setidaknya sembilan rumah sakit, termasuk yang dikelola oleh negara, untuk menjelaskan mengapa mereka tidak harus dituntut atas kematian Bhawarlal.
"Lembaga medis swasta tidak dapat menyangkal/ menolak/ menghindari perawatan kepada pasien dengan gejala Covid-19 dan positif Covid-19," tegas komisioner kesehatan negara bagian, Pankaj Kumar Pandey, dalam sebuah pernyataan.
Tetapi rumah sakit mengatakan mereka menolak karena telah kewalahan.
Dokter Nishanth Hiremath, dari Bhagwan Mahaveer, mengatakan kepada BBC bahwa rumah sakit memiliki 45 tempat tidur yang disediakan untuk kasus Covid-19 dan semuanya ditempati oleh pasien pada saat Bhawarlal dibawa.
Hiremath membantah tuduhan oleh keluarga Sujani bahwa rumah sakit menolak untuk merawat Bhawarlal, ia mengatakan staf memberinya oksigen dan perawatan dasar.
"Kami juga mengatakan kepada mereka untuk melakukan tes swab di mana pun mereka diterima. Kami menyarankan mereka untuk pergi ke rumah sakit pemerintah," kata Hiremath.
Faktor penyebab masalah tersebut tak lain lantaran melonjaknya kasus positif Virus Corona secara tiba-tiba di negara bagian tersebut.
Karnataka telah dipuji atas upayanya dalam mengendalikan penyebaran virus, terutama dibandingkan dengan negara-negara seperti Delhi, Maharashtra atau Tamil Nadu, yang telah menjadi episentrum Covid-19.
Tetapi sejak lockdown ketat di India mulai mereda menjelang akhir Mei, jumlah kasus telah meningkat.
Pada 8 Juni, negara bagian tersebut memiliki 308 kasus yang dikonfirmasi positif dan 64 kematian.
Pada 1 Juli, pemerintah telah mencatat 1.272 kasus dan 253 kematian.
Kemudian pada periode yang sama, kasus yang dikonfirmasi melonjak dari 18 menjadi 732 di Bangalore saja.
Pemerintah daerah telah berlomba untuk meningkatkan kapasitas rumah sakitnya.
Mereka telah mencapai kesepakatan dengan rumah sakit swasta untuk membebaskan lebih banyak tempat tidur untuk pasien Covid-19 dalam beberapa hari mendatang.
"Pemerintah sekarang akan memiliki sekitar 7.000 hingga 7.500 tempat tidur tambahan dari sektor swasta."
"Ini berarti kita bisa dalam keadaan siap untuk satu bulan ke depan," terang Dr MC Nagendra Swamy, koordinator utama untuk Federasi Asosiasi Kesehatan dari Karnataka. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Pria Tewas setelah Ditolak 18 Rumah Sakit karena Bergejala Covid-19, Meninggal di Depan Pintu RS