Namun pemerintah pusat masih ragu, hingga akhirnya virus menyebar ke seluruh negeri.
Kala itu, Anies telah memasang hotline kepada 190 rumah sakit di Jakarta untuk melayani konsultasi virus corona.
Saat akan me-lockdown Jakarta pun langkah Anies dipersulit pemerintah pusat.
Anies lantas mengkritik kebijakan pemerintah pusat yang ragu-ragu dan tidak tegas.
"[Itu] seolah-olah kami mengusulkan proyek yang membutuhkan studi kelayakan," katanya kepada Jakarta Post.
“Tidak bisakah kementerian [kesehatan] melihat bahwa kita menghadapi peningkatan jumlah kematian? Apakah itu tidak cukup? " ucap Anies.
Kritikan-kritikan Anies seolah menjadi tamparan bagi Presiden Jokowi.
The Economist kemudian menulis, Anies tampaknya telah memutuskan untuk mengambil posisi itu (oposisi) menggantikan Prabowo Subianto untuk pencalonan presiden mendatang.
(*)