Pada 17.50 WITA, pihak keluarga bersama masyarakat berhasil membawa jenazah dan langsung menuju rumah duka di Kelurahan Ternate Baru, Lingkungan I, Kecamatan Singkil, Kota Manado untuk dilakukan pemandian dan sholat jenazah serta persiapan pemakaman.
Sementara dari video yang beredar luas anak almarhum yakni Khairul Lasarika (28) turut membenarkan adanya upaya pemberian uang dari pihak rumah sakit kepada keluarga, agar mau dikuburkan sesuai protap.
"Kejadiannya saat selesai memandikan jenazah ayah saya, ada seorang dokter yang menggunakan APD lengkap datang dan mengatakan akan memberikan uang. Dia meminta ayah harus dikuburkan sesuai protap dan menggunakan peti. Jelas kita tolak," tegasnya.
Menanggapi hal tesebut, pihak rumah sakit Pancaran Kasih, melalui pers rilis singkat yang diterima membatah adanya upaya pemberian uang untuk membujuk keluarga agar pemakaman jenazah PDP dilakukan sesuai Covid-19.
Sementara juru bicara tim gugus tugas Provinsi Sulut mengatakan saat kejadian tersebut, memang sudah ada tim pendamping psikologi yang diturunkan, dengan melibatkan polisi, maupun tokoh agama.
"Namun berbagai negosiasi dan upaya yang dilakukan belum dapat memenangkan pihak keluarga, sehingga mereka terap memaksa untuk membawa pulang jenazah PDP tersebut," jelasnya.
Dandel mengatakan terkait adanya isu pihak rumah sakit yang akan membayar keluarga, akan diselesaikan secara hukum, untuk mengkonfrontasi dua pernyataan berbeda. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Tak Terima Dikuburkan Sesuai Protap, Massa Mengamuk dan Jemput Paksa Jenazah PDP di Rumah Sakit