Saat itu konflik pun mulai muncul antara dirinya dengan istrinya hingga kemudian memutuskan untuk bercerai.
Hasanudin kemudian mencoba untuk membangun rumah tangganya kembali dengan menikahi seorang wanita.
Sayang, pernikahannya ini juga diwarnai konflik dan kembali kandas hingga kekayaannya ludes.
Tak menyerah dengan nasib, Hasanudin kemudian bertemu dengan seorang muslimah yang ingin dinikahinya.
Kemudian calon istrinya itu mengajukan syarat agar dirinya menjadi harus memeluk Islam terlebih dahulu.
Melansir Tribun Bogor, akhirnya Hasanudin resmi menjadi seorang mualaf di usia 43 tahun. Ia kemudian merantau ke Sukabumi, Jawa Barat, dan memulai hidup baru dengan sang istri.
Di sana, ia bertekad meninggalkan masa lalunya yang pelik dan menjalani hidup lebih baik walau hanya berdagang es.
Meski hasilnya tak sebanyak dulu saat dirinya menjadi seorang manajer, Hasanudin tetap bersyukur.
Pernah pada suatu ketika, ia dihadapkan kesulitan saat sang anak membeli sepatu dan diharuskan membayar uang sekolah sebanyak Rp 300 ribu.