Follow Us

Dulu Jabat Manajer Bergaji Rp 100 Juta Sebulan Lalu Jatuh Miskin, Pria Ini Rasakan Ketenangan Batin Usai Mualaf dan Bersyukur Walau Kini Cuma Jual Es Cincau: Allah Tolong Saya!

Rahma - Minggu, 31 Mei 2020 | 17:02
Dulu Jabat Manajer Bergaji Rp 100 Juta Sebulan Lalu Jatuh Miskin, Pria Ini Rasakan Ketenangan Batin Usai Mualaf dan Bersyukur Walau Kini Cuma Jual Es Cincau: Allah Tolong Saya!
Tribun

Dulu Jabat Manajer Bergaji Rp 100 Juta Sebulan Lalu Jatuh Miskin, Pria Ini Rasakan Ketenangan Batin Usai Mualaf dan Bersyukur Walau Kini Cuma Jual Es Cincau: Allah Tolong Saya!

Saat itu ia hanya pasrah sembari tetap berikhtiar mencari jalan keluar dengan tetap berjualan keliling.

Beruntung, ada seseorang yang ingin membeli es cincaunya tersebut, Hasanudin pun menolak seraya menjelaskan bahwa barang dagangannya itu telah rusak dan tidak layak konsumsi.

Baca Juga: Kehilangan Sandaran Hidup, Angelina Sondakh Beberkan Hidupnya Dituntun Almarhum Adjie Massaid Usai Mualaf Selama Jadi Istri: Mas Adjie Nggak Pernah Marah, Indah Tanpa Emosi

Sang pembeli pun tetap membeli minuman lainnya yang juga dijual oleh Hasanudin yakni es nanas sebanyak dua bungkus seharga Rp 10 ribu.

Tak disangka, sang pembeli kembali memanggil Hasanudin dan memberinya Rp 300 ribu, jumlah yang selama ini dicarinya untuk sang anak.

Hasanudin merasa Allah telah menolongnya saat dirinya membutuhkan.

Ia kemudian teringat akan gaji Rp 100 juta yang dulu didapatnya.

Baca Juga: Merasakan Keimanan Islam saat Pandemi Corona, Pria Sangar Bertatto Ini Putuskan Mualaf, Begini Kisah Spiritualnya Ucap Syahadat dan Puasa Ramadan Pertama Kali

Hasanudin merasa bahwa uang sebesar Rp 300 ribu yang diperolehnya saat itu nilainya lebih besar dari Rp 100 juta saat ia masih menjadi seorang manajer.

“Saya buka uangnya pas Rp300 ribu. Ya Allah saya sedih, Allah itu sering tolong saya. Allah tolong saya, saya jadi ada uang untuk beli sepatu anak saya. Allah tolong saya terus. Dulu saya dapat gaji Rp100 juta, sekarang nilainya dari itu,” ucapnya dalam video tersebut.

Kisah Hasanudin di atas, merupakan sebuah fase kehidupan yang bergerak seperti perputaran roda nasib.

Meski demikian, hal tersebut tetap disyukuri oleh Hasanudin karena membuat hidupnya lebih tenang.

Halaman Selanjutnya

(*)

Source : YouTube, tribun bogor

Editor : Grid Star

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular