GridStar.ID - Anggota DPR RI Fadli Zon menanggapi sikap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang mengamuk gegara mobil PCR.
Fadli Zon berkata heran mengapa Risma sering sekali mengamuk.
Ia juga mempertanyakan apakah tidak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah selain mengamuk.
Hal itu disampaikan Fadli Zon pda cuitan Twitter @fadlizon, sambil mengomentari artikel berita soal Risma mengamuk.
Dilansir dari Kompas.com, Risma naik pitam saat mengetahui dua mobil PCR dari BNPB yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.
Padahal, Risma secara langsung telah berkoordinasi dan menghubungi berbagai pihak yang telah dimintai bantuan untuk mendatangkan mobil laboratorium tersebut.
Risma sudah melaporkan kejadian tersebut ke Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Risma bahkan sampai menunjukkan bukti chat WhatsApp antara dirinya dengan Doni.
Dalam chat tersebut terlihat jelas bahwa Risma memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya.
Doni pun berjanji mengecek keberadaan mobil tersebut karena memang dua mobil bantuan itu diprioritaskan untuk Kota Surabaya.
"Teman-teman lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni, jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu,” kata Risma sambil menunjukkan chat dengan Doni di dapur umum, halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (29/05).
Risma tak dapat menyembunyikan kegeramannya setelah tahu mobil PCR itu dibawa ke daerah lain di Jatim.
Dalam kesempatan itu, Risma tampak menelepon salah seseorang pejabat Pemprov Jatim sambil marah-marah.
Di ujung telepon, suara Risma nampak meninggi, ia tidak terima karena bantuan mobil laboratorium dialihkan untuk daerah lain.
"Saya dapat (chat) WhatsApp Pak Doni Monardo kalau (mobil laboratorium) itu untuk Surabaya. Apa-apaan ini, kalau mau boikot jangan gitu caranya. Saya akan ngomong ini ke semua orang," kata Risma dengan nada tinggi.
"Pak, saya enggak terima loh pak, betul saya enggak terima," ujar Risma di ujung telepon.
Risma menyesalkan dua unit mobil dari BNPB pusat itu tidak dapat beroperasi di Surabaya.
Sikap Risma itu pun dikomentari banyak pihak, termasuk Fadli Zon.
Ia bahkan menulis kengerian atas sikap Risma tersebut.
"Heran kok sering sekali mengamuk. Emangnya “mengamuk” menyelesaikan masalah? Apa tak ada cara lain ? Ngeri ah ..," tulis Fadli Zon.
Sementara itu Melansir Tribunnews Bogor, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebut, mobil laboratorium PCR bantuan dari BNPB bukan dikhususkan untuk warga Surabaya, namun juga untuk di daerah lain di Jawa Timur.
Tujuan daerah tempat beroperasinya mobil laboratorium PCR, kata dia, sesuai analisa kebutuhan yang dilakukan tim rumpun kuratif.
"Mengapa hari ini mobil berada di Tulungagung, karena di daerah tersebut, jumlah PDP tertinggi kedua di Jatim sebanyak 588 PDP. Bahkan, di Tulungagung, 172 PDP meninggal dunia," ujar dia.
Video Risma sedang marah saat berbicara dengan pejabat BNPB viral di media sosial.
(*)