Anggota Satgas yang datang pertama kali pukul 16.00 WIB untuk membawa pasien, disambut dengan perlawanan dari keluarga.
Pihak keluarga bersikukuh bahwa anggota keluarganya tidak positif Covid-19, namun sakit biasa.
Padahal, Satgas sudah memberikan waktu untuk isolasi mandiri selama 14 hari sambil menunggu hasil swab kepada pasien yang sebelumnya bekerja sebagai tukang gigi di Makassar itu.
Satgas yang datang diancam dengan senjata tajam dan diusir dari rumah warga. Selain diancam dan diusir, Satgas juga dicaci dengan kata-kata kotor.
Untuk menghindari ketegangan, Satgas kemudian meminta bantuan kepada Babinsa, Babinkamtibmas dan kepala desa setempat.
Setelah menunggu 7 jam, para aparat itu berhasil membujuk pasien dan Satgas bisa membawa pasien ke rumah sakit.
"Begitulah sebagian kisah Satgas Covid-19 Pamekasan ketika hendak mengevakuasi pasien positif dari rumahnya ke rumah sakit," kata Ketua Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan, Syaiful Hidayat, Jumat (29/5).
Selain menerima ancaman menggunakan senjata tajam dan cacian dengan kata-kata kotor, ada pula pasien yang bersembunyi di rumahnya karena menolak diisolasi di rumah sakit.
Satgas yang datang untuk membujuk, harus bertahan hingga berjam-jam. Bahkan sampai tengah malam.