Ini merupakan lonjakan terbesar sejak 53 kasus pada 8 April, dengan total penularan di Negeri "Ginseng" mencapai 11.265, dikutip AFP.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) menerangkan, mayoritas kasus terjadi di gudang perusahaan e-commerce bernama Coupang.
Di gudang yang terletak di Bucheon, sebelah barat Seoul, KCDC menemukan adanya 36 kasus virus dengan nama resmi SARS-cOV-2 itu.
"Diduga gudang ini tidak menerapkan regulasi keselamatan dasar," ujar Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan, Kim Gang-lip. Kim menyatakan, jika aturan seperti karantina tidak dijalankan dengan benar di tempat kerja, maka hasilnya adalah infeksi massal.
Namun otoritas setempat menjelaskan, dugaan bahwa penerima barang dari e-commerce itu bisa tertular Covid-19 relatif rendah.
Aturan pembatasan sosial di Korsel mulai dilunakkan, dengan sejumlah tempat publik seperti museum dan gereja dibuka lagi.
Kemudian untuk kegiatan olahraga, seperti bisbol dan sepak bola, mulai menjalani musim barunya pada awal Mei ini meski bermain tanpa penonton.
Kemudian lebih dari dua juta murid kembali bersekolah pada Rabu ini, sebagai bagian dari upaya pemerintah mengaktifkan lagi lembaga pendidikan.
Beberapa SMP terpaksa memulangkan siswanya setelah menggelar kegiatan belajar mengajar pekan lalu, setelah dikhawatirkan ada kasus baru di tempat tinggal mereka. Korsel sempat menjadi negara di luar China yang mengalami dampak parah Covid-19.