Dua pekerja unit gawat darurat (UGD) lain dari rumah sakit itu pun membenarkan foto tersebut menggambarkan kondisi sesungguhnya di rumah sakit tempat mereka bekerja, namun, demi keamanan, mereka tidak bersedia namanya disebutkan.
Kondisi yang tergambar dalam foto menurut mereka terjadi selama awal April ini.
Mereka menyebut satu ruangan yang biasanya untuk mempelajari tentang kebiasaan tidur saat ini digunakan untuk menyimpan mayat, karena staf kamar mayat tidak bekerja pada malam hari.
Selain alasan itu, alasan jenazah korban virus corona ditumpuk di sebuah ruangan sebab kondisi kamar mayat di rumah sakit tersebut pun sudah penuh.
"Yang saya tahu, kami kehabisan tempat tidur untuk pasien, sehingga kami tidak bisa menyisihkannya untuk mayat," kata seorang pekerja UGD yang memberi kesaksian.
"Itu karena kami belum memiliki freezer, kebetulan kamar itu memiliki tempat tidur, selain itu petugas kamar mayat tidak bekerja pada malam hari," kata petugas yang lain menjelaskan kondisi dalam foto.
Setelah hal itu terjadi, mereka mengatakan pihak RS akhirnya memutuskan untuk membeli unit penyimpan mayat dengan pendingin yang bersifat bisa dipindah-pindah atau portabel.
Sabtu (11/04) CNN mendatangi rumah sakit tersebut dan terlihat ada 5 unit penyimpanan mayat ada di lahan parkir.
Dalam foto yang lain, mayat-mayat terlihat hanya ditumpuk begitu saja dalam unit pendingin yang dimiliki rumah sakit. Di permukaan kantong jenazah yang digunakan, terdapat informasi yang ditempel sebagai penunjuk identitas mayat yang ada di dalamnya.