Follow Us

Paskah 2020: Sejarah Penyaliban Yesus yang Dikenal sebagai Jumat Agung

Nadia Fairuz Ikbar - Jumat, 10 April 2020 | 06:30
Sejarah Penyaliban Yesus Kristus Kini Diperingati sebagai Jumat Agung
Kompas.com

Sejarah Penyaliban Yesus Kristus Kini Diperingati sebagai Jumat Agung

Hukum Romawi tidak mengenal batasan untuk tingkat cambuk, tapi hukum Yahudi membatasi sejumlah 40 pukulan.

Meski begitu, cambukan selalu menghasilkan luka yang dalam hingga pendarahan dengan tujuan untuk melemahkan korban secara signifikan.

Selain mencambuk, beberapa algojo yang sadis sering membuat korbannya cacat dengan memotong lidah atau membutakan mata.

Baca Juga: Gara-Gara Virus Corona Diduga Menyebar dari Gereja Ini, Pemimpin Sekte Sesat di Korea Selatan Duduk Bersimpuh Minta Maaf Usai Terjerat Pasal Pembunuhan

Jika sudah begitu, korban sering kali pingsan hingga mengalami kematian mendadak.

Korban yang tidak mati setelah menerima hukuman cambuk akan dipaksa untuk membawa patibulum atau tiang palang yang diikatkan ke pundaknya menuju lokasi eksekusi.

Di Yerusalem, menurut adat, akan ada perempuan yang menawarkan minuman analgesik pada korban untuk meredakn nyeri.

Baca Juga: Dilamar Secara Romantis di Malam Natal, Sheila Marcia Resmi Menikah dengan Dimas Akira di Tanggal Cantik

Tak hanya itu, di beberapa kasus penyaliban, korban dipaku bagian tangannya.

Tujuannya adalah agar tidak lepas dalam memanggul patibulum hingga lokasi eksekusi.

Pada prosedur ini, korban dikawal oleh sejumlah prajurit untuk memastikan korban meninggal.

Baca Juga: Pertama Kali Rayakan Natal Bersama Istri Baru Puput Nastiti Devi, Ahok Sudah Wanti-Wanti Hal Ini!

Source : Kompas.com, Tribun Jabar

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular