Pada abad ke-4 SM, Alexander Agung mengadopsi metode ini dan membawanya ke Mediterania lalu berkembang ke Mesir, Suriah, Fenisia, dan Kartago (daerah di Afrika Utara).
Baca Juga: Pertama Kali Rayakan Natal Bersama Istri Baru Puput Nastiti Devi, Ahok Sudah Wanti-Wanti Hal Ini!
Selama Perang Punisia (Romawi melawan Kartago), para tentara Romawi mempelajari teknik ini.
Bahkan, Romawi menerapkan bentuk eksekusi penyaliban selama lebih dari lima abad.
Menurut sejarawan, ke mana pun prajurit Romawi berada, mereka sering menerapkan eksekusi ini.
Tak tinggal diam, suku lokal yang berperang melawan Romawi juga membalas perlakuan para prajurit itu dengan cara yang sama.
Misalnya saja pada tahun 9 masehi, pemimpin Jerman Arminius menyalib banyak prajurit Romawi yang dikalahkan oleh Varus.
Kisah serupa kembali terjadi pada tahun 28 masehi, ketika suku Jerman menyalib para penagih pajak Romawi.
Sayangnya, hanya sedikit informasi tentang sejauh mana penyaliban dilakukan di Spanyol, Galia, Afrika Utara, dan Asia.
Selain bangsa Romawi, perkamen Qumran juga menjadi bukti adanya penyaliban bangsa Yahudi setelah abad ke-2 SM.