Prank Terbaik Sepanjang Masa, Aduan Wakapolda Dicuekin Saat Nyamar Jadi Warga Biasa hingga Berujung Pencopotan Jabatan Kapolsek, Ini Kronologinya!

Sabtu, 07 Maret 2020 | 18:05
tribunnews/kolase

Prank Terbaik Sepanjang Masa, Wakapolda Dicuekin Saat Nyamar Jadi Warga Biasa hingga Berujung Pencopotan Jabatan Kapolsek, Ini Kronologinya!

GridStar.ID - Wakapolda menyamar jadi warga biasa sempat menjadi pebincangan masyarakat hingga kalangan kepolisian di Polda Metro Jaya.

Momen itu berujung pencopotan Kapolsek oleh Wakapolda tersebut.

Saat menyamar jadi warga biasa, laporan polisi Wakapolda dicuekin oleh kapolsek.

Baca Juga: Terseret Kasus Penipuan, Gisella Anastasia dan Tyas Mirasih Kini Dipanggil Polda Jatim, Polisi Ungkap Alasan Keduanya Mangkir dari Panggilan: Ada yang ke Amerika

Simak kisah Wakapolda nyamar jadi warga biasa buat laporan polisi, berujung Wakapolda copot kapolsek.

Ya, seorang kapolsek dicopot akibat mencueki Wakapolda Metro Jaya membuat laporan polisi.

Dalam peluncuran buku 'Mengubah Pelayanan Polri dari Pimpinan ke Bawahan' karya Suhardi Alius, 11 Maret 2013 lalu, Suhardi yang saat itu masih menjabat Kepala Divisi Humas Polri pernah bercerita saat dirinya menjabat Wakapolda Metro Jaya.

Baca Juga: Merinding! Polisi Ungkap Kondisi Pelaku yang Menabrak Ibu Hamil 7 Bulan hingga Tewas, Kerap Melamun dan Dibayangi Ketakutan

Seperti dilansir Sripoku.com dari WartaKota, diceritakan suatu ketika Pak Hardi (nama samaran) yang juga seorang mantan Wakapolda sengaja berpura-pura sebagai warga biasa yang menjadi korban kejahatan.

Agar lebih meyakinkan, Pak Hardi saat itu hanya memakai sandal jepit, celana jeans dan kaus biasa.

Hal itu sengaja ia lakukan agar bisa mengetahui bagaimana para petugas di Polsek memberi pelayanan.

Baca Juga: Artis Cantik Ini Diteror Oleh Oknum yang Ancam Bakal Culik dan Perkosa hingga Membuatnya Ketakutan dan Minta Perlindungan Kepolisian

Lantas, ia pun melapor ke salah satu polsek setempat.

Tapi, apa yang ia alami sungguh di luar dugaan.

Pak Hardi malah dipingpong oleh petugas di sana.

Baca Juga: Terseret Kasus Penipuan, Gisella Anastasia dan Tyas Mirasih Kini Dipanggil Polda Jatim, Polisi Ungkap Alasan Keduanya Mangkir dari Panggilan: Ada yang ke Amerika

Mendapat perlakuan itu, Pak Hardi tetap tidak membuka identitasnya.

Selanjutnya, ia mengikuti perintah dan melapor ke Pospol dan ia pun mendapat perlakuan yang berbeda.

Di Pospol, Pak Hardi bertemu polisi senior yang melayaninya dengan baik.

Baca Juga: Polisi Ungkap Hasil Tes, Kim Hanbin Dinyatakan Negatif Narkoba, Begini Nasib Kasus B.I

"Apa yang saya dapatkan di Pospol? Seorang Bintara sudah tua, tapi pelayanannya baik," ucap Pak Hardi.

Keesokan paginya, Pak Hardi langsung menghubungi pimpinan Polres setempat untuk memanggil Bintara itu.

Selanjutnya, Pak Hardi memberikan hadiah kepada polisi tua yang tulus membantu masyarakat yang sedang kesusahan.

Baca Juga: Belum Lama Keluar Bui, Nikita Mirzani Kembali Lapor Polisi Usai Beberkan Rekaman Suara Sajad Ukra Lakukan Pelecehan Ini

Sementara kepada para polisi yang setengah hati membantu warga, Pak Hardi langsung mengambil tindakan tegas.

Dari beberapa polsek, tercatat sejumlah polisi dicopot dari jabatannya karena dinilai tak tanggap dalam bertugas.

"Yang tidak siap dalam pelayanan dan tidak tanggap kita ganti," katanya.

Baca Juga: Sempat Dibuat Kebingungan dengan Identitas Asli Lucinta Luna, Polisi Beberkan Putusan Pengadilan Negeri Terkait Nama dan Gender Kekasih Abash

Lagi-lagi, tanpa mengenakan seragam polisi, Suhardi berjalan tengah malam dengan mengenakan celana jeans dan sandal jepit memasuki Polsek Menteng.

Kala itu, ia berpura-pura melaporkan adiknya yang menjadi korban hipnotis.

Tetapi rupanya, seorang brigadir polisi yang menerimanya tidak menerimanya dengan baik.

Baca Juga: Kepalsuannya Dikuliti Habis, Lucinta Luna Tertunduk Pasrah Polisi Beberkan Identitas Aslinya, Perempuan?

Ia diminta polisi yang berjaga di Polsek Menteng saat itu untuk melapor ke Pos Polisi.

Bahkan saat ia meminta diantar ke Pos Polisi, sang brigadir yang menerimanya menolak permintaannya.

Kemudian suatu waktu, ia kembali melakukan penyamaran kembali sebagai masyarakat biasa yang meminta bantuan polisi.

Baca Juga: Polisi Beberkan Identitas Lucinta Luna di KTP dan Passport Berbeda, Kekasih Abash Ditempatkan di Sel Khusus

Ia mendatangi Polsek Gambir dan melaporkan adiknya menjadi korban hipnotis di depan Hotel Millenium.

Tentu saja laporan tersebut hanya untuk menguji saja, bukan laporan kejadian yang sesungguhnya.

Ia diterima seorang petugas polisi, berbeda dengan perlakuan yang diterimanya di Polsek Menteng.

Baca Juga: Polisi Beberkan Lucinta Luna Ditangkap dengan Pasangannya yang Berjenis Kelamin Perempuan, Pengacara Benarkan Abash Juga Ikut Diciduk

Petugas yang menerimanya cukup baik, meskipun tempat yang dilaporkan Suhardi saat itu berada di luar wilayah Polsek Gambir.

Puas dengan pelayanan yang diberikan anggota Polsek Gambir, Suhardi pun pulang dan menelepon Kapolres Jakarta Pusat yang saat itu dipimpin Kombes Pol Hamidin.

Suhardi tanpa ragu meminta Kapolres untuk mempertemukannya dengan dua anggota Polsek Gambir yang menerimanya malam itu.

Baca Juga: Pernah Berseteru, Geby Vesta Ungkap Kegembiraannya dengan Sindir Lucinta Luna yang Tengah di Tangkap Polisi Atas Dugaan Kasus Narkoba

Kemudian sebagai Wakapolda Metro Jaya saat itu memberikan penghargaan kepada kedua anggotanya dan dijadikan ikon pelayanan di Polres Jakarta Pusat.

"Wakapolda turun dan keluyuran ke bawah bukan untuk mencari kesalahan, tapi sidak dilakukan untuk melihat kualitas pelayanan anak buahnya," ujar Suhardi saat itu.

Profil Irjen Suhardi

Melansir Wikipedia, Komisaris Jenderal Polisi Drs Suhardi Alius M H adalah tokoh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Baca Juga: Positif Gunakan Narkoba, Lucinta Luna Diciduk Pihak Kepolisian dan Temukan Narkoba di Tempat Sampah

Pada 20 Juli 2016, ia ditunjuk dan dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang dipromosikan menjadi Kapolri.

Ia sebelumnya juga menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhannas menggantikan Boy Salamuddin, sejak 16 Januari 2015 hingga Juli 2016.

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri sejak tanggal 24 November 2013 hingga 16 Januari 2015 menggantikan Komjen Pol.

Baca Juga: Sengaja Agar Dijemput Paksa Polisi Dibanding Menyerahkan Diri, Nikita Mirzani: Biar Masyarakat Indonesia Tahu

Sutarman yang terpilih menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

Sebelum diangkat sebagai Kabareskrim, Suhardi menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat menggantikan Irjen Pol. Tubagus Anis Angkawijaya sejak Juni 2013 hingga November 2013.

Pria yang berdarah Minang dan fasih berbahasa Sunda ini pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri menggantikan Anang Iskandar.

Seiring penunjukannya sebagai Kabareskrim, Suhardi kini menjadi angkatan 1985 pertama yang sudah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga. (*)

Artikel ini telah tayang di WARTAKOTAlive.com yang berjudulWakapolda Nyamar Jadi Warga Biasa, Laporannya ke Polisi Dicuekin, Kapolsek Langsung Dicopot

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Wartakotalive.com

Baca Lainnya