Artinya, varian ini telah melampaui subbarian lainnya seperti BA.1, BA.2, dan menggeser wabah Covid-19 yang pertama kali menyebar.
Penularan Covid-19 masih terjadi di masyarakat Ginting menuturkan bahwa penyebab munculnya subvarian Omicron A.4 dan BA.5 disebabkan oleh beberapa faktor.
Menurutnya, temuan kasus konfirmasi Omicron A.4 dan BA.5 ini menunjukkan bahwa penularan masih terjadi di masyarakat.
Hal ini perlu disadari di tengah pelonggaran aturan mulai diberikan. Mobilitas masyarakat menjadi faktor penyebab masuknya subvarian baru itu ke Indonesia.
"Mobilitas di dalam negeri dan luar negeri semakin meningkat dan sudah terjadi pelonggaran prokes kendati seharusnya di PPKM level 1 dan 2 harus tetap mengutamakan 3T dan 3M tanpa kecuali," jelasnya, saat dihubungi oleh Kompas.com (10/6/2022).
Omicron terus bermutasi
Penularan Covid-19 di masyarakat masih terjadi seiring aktivitas masyarakat di sejumlah daerah yang mulai kembali normal.
Misalnya, perizinan work from office (WFO) yang diberikan hingga pembelajaran tatap muka di beberapa daerah.
"Anak sekolah sudah full dan pekerja sudah WFO 100 persen dan mereka berinteraksi di perjalanan," kata Ginting.
Baca Juga: Tak Juga Cair Padahal Sudah Bulan Juni, BSU 2022 Rencana Bisa Diuangkan pada Tanggal Ini
Faktor selanjutnya adalah pencapaian vaksinasi booster yang tidak semasif vaksin pertama dan kedua.
Hal tersebut berpengaruh terhadap kekebalan seseorang dalam menghadapi varian Omicron Covid-19 yang terus bermutasi.