Baca Juga: Pilkada 2020: Bagaimana Nasib Pemilih yang Positif Covid-19?
Trump juga beberapa kali memuji obat itu di awal pandemi, meski tak banyak bukti medis yang mendukung klaimnya itu.
Sementara itu, Gilead pun mempertanyakan hasil temuan WHO tersebut.
"Veklury diakui sebagai standar perawatan untuk perawatan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dalam pedoman dari berbagai organisasi nasional yang kredibel," kata Gilead dalam sebuah pernyataan.
"Kami kecewa pedoman WHO tampaknya mengabaikan bukti ini pada saat kasus meningkat secara dramatis di seluruh dunia dan dokter mengandalkan Veklury sebagai pengobatan antivirus pertama," tambahnya.
Panel Guideline Development Group (GDG) WHO mengatakan, rekomendasinya didasarkan pada tinjauan bukti yang mencukupi data dari empat uji coba acak internasional.
Uji coba itu melibatkan lebih dari 7.000 pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit.
Setelah meninjau bukti, panel menyimpulkan remdesivir tidak memiliki efek yang berarti pada tingkat kematian atau hasil penting lainnya bagi pasien.
"Terutama mengingat implikasi biaya dan sumber daya yang terkait dengan remdesivir, panel merasa tanggung jawab harus menunjukkan bukti kemanjuran dan data yang tersedia saat ini," kata panel itu.
Rekomendasi WHO terbaru itu muncul setelah salah satu badan teratas dunia yang mewakili dokter perawatan intensif mengatakan antivirus tidak boleh digunakan untuk pasien Covid-19 di bangsal perawatan kritis.