Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Keuntungan Bagi Indonesia Jika Joe Biden Menang di Pilpres dan menjadi Presiden Amerika Serikat Kalahkan Donald Trump

Yulia Susanti - Kamis, 05 November 2020 | 18:30
Keuntungan Bagi Indonesia Jika Joe Biden Menang di Pilpres dan Menjadi Presiden Amerika Serikat Kalahkan Donald Trump
rockandpop.cl, Instagram @joebiden

Keuntungan Bagi Indonesia Jika Joe Biden Menang di Pilpres dan Menjadi Presiden Amerika Serikat Kalahkan Donald Trump

GridStar.ID - Pilpres Amerika Serikat saat ini tengah memanas antara Joe Biden dan Donald Trump.Joe Biden disebut-sebut lebih unggul ketimbang Donald Trump.Indonesia akan diuntukngkan jika Joe Biden nantinya menjadi Presiden Amerika Serikat.

Baca Juga: Dikabarkan Kembali Bertugas Usai Dinyatakan Positif Covid-19, Bahan Racikan Obat yang Diminum Donald Trump Diduga Terbuat dari Janin AborsiLebih-lebih keuntugan itu rupanya ada dalam bidang ekonomi untuk Indonesia.Pasalnya baik Donald Trump maupun Joe Biden keduanya ternyata memiliki padangan yang berbeda 180 derajat soal ekonomi, perdagangan internasional, dan politik luar negerinya.Melansir BBC Indonesia pada Senin (02/11), salah satu topik utama yang menjadi sorotan banyak pemilih dan negara lain dalam pilpres AS adalah perang dagang dengan China.Baca Juga: Buat Perekonomian Global Gonjang-ganjing, Usai Donald Trump Positif Covid-19 Saham Turun hingga Harga Emas Naik

Lebih-lebih keuntugan itu rupanya ada dalam bidang ekonomi untuk Indonesia.Pasalnya baik Donald Trump maupun Joe Biden keduanya ternyata memiliki padangan yang berbeda 180 derajat soal ekonomi, perdagangan internasional, dan politik luar negerinya.Melansir BBC Indonesia pada Senin (02/11), salah satu topik utama yang menjadi sorotan banyak pemilih dan negara lain dalam pilpres AS adalah perang dagang dengan China.

Baca Juga: Donald Trump dapat Hujan Kritikan Warganet, Reporter Gedung Putih Ungkap Dokumen yang Ditandatangi sang Presiden Saat Foto Kerja di Rumah SakitPerang dagang ini secara tidak langsung menekan kinerja ekspor dan impor dunia, serta memberikan dampak negatif terhadap perekonomian global, termasuk ekonomi Indonesia.Sejumlah ekonom di Indonesia meyakini, ekonomi Indonesia dan dunia akan sulit membaik jika Presiden Donald Trump kembali terpilih.Kondisi akan berbalik, jika justru penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, yang terpilih menjadi presiden.Baca Juga: Obat Covid-19 yang Diberikan pada Donald Trump Bakal Didistribusikan di Indonesia, Kenali Obatnya Bernama Remdesivir!

Pengamat hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, Makmur Keliat, mengatakan meski tidak ada dampak langsung dari pemilu AS terhadap Indonesia.Dia memandang Indonesia akan diuntungkan jika tak ada lagi perang dagang antara AS dan China, seperti yang terjadi selama 4 tahun terakhir di bawah pemerintahan Trump."Kita harus mencatat dengan jelas bahwa kita tidak terlalu penting bagi Amerika secara perdagangan, tetapi kita menganggap Amerika Serikat penting bagi kita secara perdagangan dan investasi," ujar Makmur kepada BBC News Indonesia, Senin (26/10).

Baca Juga: Pejabat Gedung Putih Amerika Serikat Ungkap Kondisi Donald Trump yang Sebenarnya Usai Dinyatakan Positif Covid-19: Dia Merasa Itu adalah Ujian yang Sebenarnya!"Bagi Indonesia hubungan akan menjadi lebih baik, jika Amerika dan China dalam hubungan yang lebih bersifat kerjasama daripada konflik," lanjutnya kemudian.Berdasarkan sejumlah jajak pendapat, posisi Biden di atas angin untuk memenangi pemilu di AS.Jika Biden terpilih, diproyeksikan akan menormalisasi hubungannya dengan China.Baca Juga: Donald Trump Mendapatkan Surat Beracun yang Dikirim Ke Gedung Putih, Ini Bahaya dari Risin yang Disebut sebagai Racun Alami

Namun hasil akhir pemilu bisa jadi lain, seperti yang terjadi pada pilpres AS 2016.Ekonom dari Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Malik Zaini, mengatakan jika Trump kembali terpilih, dia kemungkinan akan kembali memangkas pajak seperti yang sudah dia lakukan pada periode sebelumnya.Pada saat yang sama, stimulus fiskal yang direncanakan Trump dalam periode 2021-2024 hanya akan terbatas sekitar 334 miliar dollar AS (Rp 4,9 kuadriliun).

Baca Juga: Donald Trump Mendapatkan Surat Beracun yang Dikirim Ke Gedung Putih, Ini Bahaya dari Risin yang Disebut sebagai Racun AlamiSebagai konsekuensi berlanjutnya pemotongan pajak yang membuat penerimaan negara lebih rendah.Sedangkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam manifesto kebijakan ekonominya menegaskan akan melakukan kebijakan yang berbeda 180 derajat dengan Trump.Seperti menaikkan berbagai macam pajak, termasuk pajak korporasi yang diperkirakan akan naik 15 persen seperti sebelum era Trump dan pajak pendapatan.Baca Juga: Donald Trump dan sang Ibu Negara Dikabarkan Positif Covid-19, Inilah Sosok yang Diduga Tularkan Virus Corona pada Orang Nomor Satu di Amerika Serikat

Dari sisi belanja negara, Biden yang pernah menjabat sebagai wakil presiden pada era Presiden Barack Obama berjanji memberikan stimulus fiskal yang jauh lebih besar dibanding Trump, yakni sekitar 2,5 triliun dollar AS (Rp 36,5 kuadriliun) selama periode 2021-"Karena ekonomi Amerika merupakan 30 persen dari ekonomi dunia.Maka, ketika AS melakukan stimulus besar pasti dampaknya akan cukup besar bagi negara emerging market, maupun di seluruh dunia," jelas Ahmad Malik.

Baca Juga: Donald Trump Positif Covid-19 Usai Hadiri Acara Pelantikan Hakim Agung, Hotman Paris Singgung: Pemimpin Indonesia Harus Ambil Hikmahnya, Apakah Pilkada Lanjut?Konsekuensi jika Trump menjadi presiden lagi, ujar Ahmad, kemungkinan pemulihan ekonomi akan jauh lebih lamban.Namun, jika Biden yang terpilih, pemulihan ekonomi dunia akan semakin cepat.Laporan terbaru lembaga riset Moody's Analytics memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh lebih tinggi jika Biden sebagai presiden AS, yakni naik 4,2 persen pada periode 2020-2014.Baca Juga: Dokter Gedung Putih Beberkan Kabar Terkini Donald Trump Pasca Terinfeksi Covid-19, Diberikan Terapi Obat Corona

Sementara, jika Trump kembali terpilih, ekonomi AS diproyeksikan hanya akan tumbuh sebesar 3 persen pada periode yang sama.Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi global sejak 2019 telah mengalami penurunan akibat perang dagang Amerika Serikat dengan China.Perlambatan ekonomi pada 2020 pun diperburuk oleh menyebarnya virus corona yang saat ini telah menjangkiti 213 negara.

Baca Juga: Sebut Saudaranya yang Wafat sebagai Sahabat Terbaik, Donald Trump Malah Sibuk Kampanye dan Terancam Lewatkan Pemakaman Sang AdikBahkan, Indonesia sebagai negara berkembang harus merasakan kontraksi minus 5,23 persen pada kuartal III-2020.Adapun Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen.Apa dampaknya bagi ekonomi dan perdagangan Indonesia? Baca Juga: Donald Trump Positif Covid-19 Usai Hadiri Acara Pelantikan Hakim Agung, Hotman Paris Singgung: Pemimpin Indonesia Harus Ambil Hikmahnya, Apakah Pilkada Lanjut?

Source :TribunStyle.com

Editor : Grid Star

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x