Ayahnya, mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, yang memerintah selama 70 tahun, digambarkan sebagai sosok propaganda royalis yang begitu hemat.
Bahkan ketika Thailand tumbuh menjadi mesin ekonomi Asia Tenggara dan investasi putra mahkota yang kini menjadi raja, berlipat ganda nilainya.
Raja Vajiralongkorn kini berusia 68 tahun. Dengan keempat istri dan selir kerajaan dia dan rombongannya lebih sering menghabiskan waktu di Jerman.
Dari negara itu, dia bahkan membawa 2 unit militer di bawah komandonya dan mengubah hukum yang mengizinkan dirinya memerintah dari luar negeri.
Hal itu mendapat protes dari Jerman dengan Menteri Luar Negerinya, Heiko Maas menyatakan bahwa Raja Thailand tidak berhak menggelar kegiatan pemerintahan di negara mereka.
Diwartakan Kompas.com sebelumnya, Maas berkata dalam rapat dengar parlemen Rabu (07/10), "Kami telah menegaskan politik yang menyangkut Thailand tidak boleh digelar di tanah Jerman."
Kembali pada soal Biro Properti Mahkota (CPB), pada tahun 2017, 9 bulan usai Vajiralongkorn naik takhta, UU yang disahkan parlemen yang didominasi militer menempatkan aset CPB "di bawah kebijaksanaan Yang Mulia."
Suatu kebijakan yang menghentikan peraturan sebelumnya di mana raja bisa membelanjakan pendapatan biro tersebut sesuka hati tapi menyerahkan keputusan pembelian dan penjualan kepada dewan direksi.