Omzet penjualan sapi tidak bisa ditentukan per bulannya. “Omzet sekitar Rp 40 hingga Rp 60 juta,” kata Teguh.
Satu ekor sapi betina super usai empat bulan dijual minimal diharga Rp 7 juta, sedangkan sapi jantan dengan usia yang sama dibanderol mulai Rp 11 juta.
Untuk menstok sapi, Teguh berbelanja sapi setiap pasaran Jawa (Pahing) sekitar 30 ekor di Yogyakarta. “Sehari bisa laku 20 ekor,” kata Teguh.
Dalam satu bulan, Teguh bisa menjual 200 ekor sapi. Jenis sapi unggulan yang ditawarkan mulai dari simetal, limousin, hingga peranakan ongole (PO) Kebumen.
Untuk meyakinkan pembelinya, Teguh juga memberikan garansi uang kembali 100 persen bila sapi yang diterima tidak sehat.
Sapi yang sakit ditangani hingga sembuh dengan semua biaya ditanggung oleh Teguh. “Saya berikan garansi sapi itu sampai mapan,” kata Teguh.
Garansi itu diberikan lantaran biasanya sapi yang sudah dibeli sampai rumah dalam kondisi stres. Dari situ muncul beberapa gejala penyakit sehingga membutuhkan penanganan dokter hewan.
Meski dia jebolan sarjana komputer, Teguh sejak kecil sudah mengenal dunia persapian. Apalagi, orangtua dan keluarganya banyak yang berkecimpung dalam bisnis jual beli sapi.
Hanya saja, transaksi jual belinya dengan model konvensional.