GridStar.ID - Bak petir di siang bolong, kini Indonesia tengah dibayangi resesi ekonomi.
Sudah 7 bulan lamanya Indonesia dikungkung dengan pandemi covdi-19.
Kini, giliran ekonomi Indonesia terpuruk hingga disebut Menteri Keuangan Sri Mulyani mengalami resesi pada kuartal III-2020.
Menurutnya, Indoensia akan mengalami kontraksi hingga minus 2,9 persen hingga 1,1 persen.
Melansir dari Kompas.com, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan berada di kisaran minus 2,9 persen hingga 1,1 persen.
Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni sebesar minus 2,1 persen hingga 0 persen.
Adapun keseluruhan, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun akan berada di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.
Adanya hal tersebut maka tak menutup kemungkinan resesi ekonomi di Indonesia akan terjadi.
Dampak resesi ekonomi
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan resesi ekonomi juga dapat diartikan sebagai tekanan dalam ekonomi baik pada sektor keuangan maupun sektor riil.
Baca Juga: Kabar Baik! Kini Sri Mulyani Menyebutkan Akan Ada Subsidi Gaji Untuk Para Guru Honorer
Munculnya resesi ekonomi, biasanya ditandai dengan sejumlah hal. Misalnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akan berlanjut dan semakin merata di hampir semua sektor pekerjaan.
"Mau perdagangan, transportasi, properti, sampai ke industri akan melakukan efisiensi pekerja untuk tekan biaya operasional," kata Bhima pada, Rabu (23/9/2020).
Hingga akhir tahun ini, Bhima meramalkan, akan ada 15 juta pekerja yang terkena imbas sehingga harus di-PHK oleh perusahaannya.
Termasuk di antaranya startup yang namanya belakangan sedang melambung, juga akan berguguran.
Tak hanya itu, daya beli masyarakat juga akan menurun karena kehilangan pendapatan.
"Dan itu berpengaruh ke naiknya orang miskin baru. Pastinya, angka kriminalitas juga meningkat," lanjut Bhima.
Melansir Forbes (15/7/2020), resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Selama resesi, ekonomi berjuang, orang kehilangan pekerjaan, perusahaan membuat lebih sedikit penjualan dan output ekonomi negara secara keseluruhan menurun.
Para ahli menyatakan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami:
1. produk domestik bruto (PDB) negatif,
2. meningkatnya tingkat pengangguran,
3. penurunan penjualan ritel,
4. ukuran pendapatan menurun,
5. manufaktur yang berkontraksi untuk periode waktu yang panjang. (*)