"Liat dari disisi positif juga gan, #ahok mungkin sudah melakukan hal yg terbaik. karena pandemi ini, bisa jadi penggunaan kendaraan berkurang dan #pertamina mengalami kerugian," kata @PoyBila.
Sementara itu, seorang netizen melampirkan berita tentang kerugian minyak di negara-negara besar seperti Brasil yang mencapai Rp 124,5 triliun akibat pandemi covid-19.
Ia beranggapan saat ini Ahok telah berusaha yang terbaik agar kerugian tak anjlok hingga ke angka ratusan triliun.
"Pertamina rugi 11 Triliun Rupiah akibat pandemic virus corona. Mungkin jika tidak ada Ahok bisa menyentuh angka 100 #Ahok," tulis @AdiPrastia_.
Lalu sebenarnya, apa alasan Pertamina merugi?
Dikutip dari Kontan.co.id, Pertamina saat ini merugi sebanyak US$767,91 juta, atau setara dengan Rp11,13 triliun (mengacu kurs Rp14.500 per dolar AS).
Hal ini berbanding terbalik dengan perolehan pada semester I tahun lalu, di mana Pertamina sukses meraup laba bersih sebesar US$ 659,95 juta.
Meruginya industri minyak dan gas (migas) di masa pandemi covid-19 sebenarnya merupakan hal yang cukup maklum, kata Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro.
Alasannya, perusahaan migas kebanyakan dipukul dari dua sisi yang kurang menguntungkan.
"Saya kira kondisi Pertamina juga demikian. Dihadapkan pada harga minyak yang rendah dan konsumsi sektor pengguna BBM dan gas masih relatif rendah," jelas Komaidi, Senin (24/8), melansir Kontan.co.id.