Tak hanya itu, BMKG mencatat, guncangan paling jauh yang dirasakan lemah hingga Singapura dan Serpong, yang dilaporkan oleh warga yang tinggal di lantai atas bangunan apartemen.
Daryono menjelaskan, hal ini sangat mungkin terjadi akibat adanya vibrasi periode panjang (long period vibration) dari gelombang gempa.
5. Dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia
Kemudian, gempa kembar yang terjadi di Bengkulu dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Lempeng itu terjadi dengan dislokasi atau patahan batuan yang terjadi pada bidang kontak antar lempeng tepatnya pada Segmen Megathrust Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik (thrust fault).
6. Tidak berpotensi tsunami
Diketahui, gempa yang terjadi pagi ini tergolong memiliki kekuatan besar.
Namun, Daryono mengungkapkan, kondisi ini patut syukuri lantaran gempa kembar ini berkekuatan 6,8 M dan 6,9 M sehingga hasil pemodelan tidak berpotensi tsunami.
Umumnya, gempa dengan mekanisme sumber sesar naik dengan kedalaman dangkal jika kekuatannya di atas 7,0 M dapat berpotensi tsunami.