GridStar.ID - Siapa yang tak kenal dengan komedian Azis Gagap?
Pelawak dengan ciri khas gagap bicara itu diketahui salah satu komedian dengan biaya fantastis di tanah air.
Berbagai aset harta kekayaan didapatkannya dari dunia hiburan.
Bahkan Azis Gagap kini mampu menikah lagi dan menafkahi kedua istrinya.
Namun Azis ternyata telah membuat keputusan untuk meninggalkan dunia hiburan dan berhijrah.
Siapa sangka jalan Azis Gagap menuju sukses tidaklah mudah.
"Ane pernah ngalamin waktu anak ane pertama, umur 6 tahun, ane enggak megang duit sama sekali. Bini (istri) enggak masak, dulu melihara ikan cupang kan, enggak laku," kenang Azis di YouTube Denny Cagur TV (07/08).
"Mau minta mertua malu, mau minta orangtua malu, anak nangis yang nomor satu," sambungnya.
Tak tega melihat anaknya itu menangis kelaparan, Azis lantas berpikiran membawa anaknya ke rumah seorang teman.
"Ane bawa jalan-jalan (anak) ke rumah teman ane, saking gimana caranya gue mau dapetin duit. Lagi ngobrol-ngobrol, dia (teman) mau bikin kopi, anak ane, ane cubit, dia nangis, (dikasih) jajan, dikasih tuh Rp 5.000 perak," terangnya.
Perbuatannya itu begitu disesali Azis Gagap bahkan hingga saat ini.
"Itu ane minta maaf banget sama anak ane. Mungkin caranya seperti itu, gue mau dapetin duit Rp 5.000, gue harus nyubit anak, bayangin tuh,” tandasnya.
Kini Azis Gagap memutuskan kembali ke dunia hiburan dengan tujuan mulia.
"Jadi gini, sebetulnya perlawanan yang luar biasa sama ane. Pertama satu sisi ketika ane sudah terucap di hati dan lisan, sebetulnya tidak berhenti, ingin rehat dulu, karena merasa apalagi yang gue cari," ungkap Azis Gagap.
Namun saat sudah memutuskan berhenti, justru banyak orang yang datang padanya lantaran membutuhkan bantuan.
Azis Gagap dan Denny Cagur
Menurut Azis, satu-satunya hal yang bisa menghasilkan banyak uang untuk membantu adalah dengan terjun kembali ke dunia hiburan.
"Alhamdulilah mereka datang ke kita, apa yang bisa gue bantu, pihak televisi juga telepon terus, main lagi. Ane bilang ama bini, gue mau ketika gue kerja, hasilnya beli sembako buat tetangga kita, ‘oh ya sudah’. Dari 4 hari, jadi 6 hari, 8 hari, lagian udah deh cukup, udah selesai," pungkasnya.
(*)