Penularan lewat jenazah
Dicky menjelaskan saat wabah Ebola, sekitar 20 persen kasusnya terjadi akibat penularan lewat jenazah.
Hal itu karena di Afrika ada ritual menyentuh, mencium, dan memeluk jenazah sebelum dikuburkan.
Lalu akhirnya WHO melarang kontak dengan jenazah dan mengubah pedoman pemulasaran saat wabah.
Dihubungi terpisah, pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama juga mengatakan hal senada.
"Hampir di semua negara tidak dibakar. Kecuali kebudayaannya mewajibkan," ujarnya pada Kompas.com, Jumat (24/07).
Dia mengatakan, menurut panduan yang dikeluarkan WHO, penanganan jenazah pasien Covid-19 yang terpenting adalah memastikan jenazah terlapisi dengan baik. Dengan hal itu tidak ada cairan yang keluar dari tubuh dan meminimalisir kontak.
"Tidak harus dibakar, menurut panduan WHO, bisa dikebumikan seperti biasa dan lebih ke kebudayaan setempat," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulBenarkah Membakar Jenazah Pasien Covid-19 Dapat Membunuh Virus Corona?